BEIJING—Ekspor China Agustus secara tak terduga melejit lebih dari prediksi para ekonom, sehingga kian mendorong upaya pemerintah untuk mempertahankan momentum rebound ekonomi.
Administrasi Umum Bea Cukai China mengumumkan angka pengapalan luar negeri naik 7,2% dari tahun sebelumnya, setelah naik 5,1% pada Juli. Padahal, 46 ekonom yang disurvei Bloomberg sebelumnya memperkirakan kenaikan hanya akan mencapai 5,5%.
Di lain pihak, angka impor justru bertumbuh kurang dari perkiraan. Impor naik 7% dari tahun sebelumnya, sehingga surplus neraca perdagangan China berada di atas US$28 miliar.
“Perdagangan mempertahankan tren kenaikan yang terlihat sejak Juli, sejalan dengan akselerasi momentum pertumbuhan dan kenaikan sentimen pasar, serta menunjuk pada bias atas selama pertumbuhan ekonomi kuartal III/ 2013,” ujar Liu Li-Gang Zhou Hao, ekonom Australia & New Zealand Banking Group Ltd, Minggu (8/9/2013).
Dalam hal nilai, lanjut mereka, ekspor China menembus level tertingi tahun ini. Hal itu merefleksikan permintaan eksternal telah meningkat. Ekonomi China menunjukkan pertanda kebangkitan setelah pemerintah meluncurkan kebijakan pendukung, seperti pemangkasan pajak bagi perusahaan kecil dan belanja infrastruktur untuk pembangunan jalan rel kereta.
Tingkat kepercayaan di China juga mulai merangkak naik setelah terjadinya krisis kas antarbank pada Juni. Perdana Menteri Li Keqiang bahkan optimistis pertumbuhan China tahun ini akan memenuhi target pemerintah sebesar 7,5%.
Sementara itu, nilai tukar renminbi menguat lebih dari 3,6% terhadap dolar AS dalam 12 bulan terakhir, dibandingkan dengan pelemahan lebih dari 21% bagi yen Jepang. Kondisi itu sebenarnya menekan para eksportir China.
Pada saat bersamaan, nilai tukar China naik hanya 0,3% dalam 3 bulan terakhir, melambat dari fase apresiasi selama beberapa bulan sebelumnya. Awal tahun ini, angka ekspor China melejit akibat data pengapalan palsu yang digunakan untuk menyamarkan aliran modal.
Menteri Perdagangan Gao Hucheng mengatakan pekan lalu ekspor dan impor China akan bangkit dalam beberapa bulan ke depan berkat pemulihan di negara maju.
Naiknya permintaan luar negeri membantu banyak eksportir China.(ltc)