Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Din Syamsuddin: Telah Terjadi Fenomena Runtuhnya Kedai Kita

Bisnis.com, JAKARTA -Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan  telah terjadi fenomena runtuhnya kedai kita, para pedagang muslim di Indonesia terpuruk tidak memiliki kemampuan bersaing dengan para pengusaha asing bermodal besar."Masalah

Bisnis.com, JAKARTA -Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan  telah terjadi fenomena runtuhnya kedai kita, para pedagang muslim di Indonesia terpuruk tidak memiliki kemampuan bersaing dengan para pengusaha asing bermodal besar.

"Masalah besar yang dihadapi umat Islam termasuk Muhammadiyah di dalamnya, yaitu ada fenomena robohnya kedai kita, dan ini tidak hanya musibah tetapi malapetaka. Fenomena ini dalam satu-dua dekade terakhir, pedagang muslim di Indonesia terpuruk," ujarnya, Kamis (29/8).

Din mengatakan, "Fenomena ini bak melanjutkan fenomena runtuhnya surau kita yang mengindikasikan lemahnya pendidikan di lingkungan masyarakat".

Menurut Din, fenomena runtuhnya kedai kita yang ditandai terpuruknya pedagang muslim di Indonesia tidak terlepas dari kebijakan ekonomi yang diadopsi pemerintah, yakni membuka pintu terlalu lebar bahkan sebesar-sebesarnya kepada asing.

"Dulu kita memiliki cukup banyak kekuatan ekonomi di banyak kota, di Pulau Jawa sejak dari Sidoardjo, Ponorogo, Solo, Kota Gede, Pekajangan, Pemalang, Tegal, Tasikmalaya, Garut sampai ibu kota Jakarta. Di pusat perdagangan besar waktu itu dikuasai pedagang umat Islam termasuk Muhammadiyah, tetapi sekarang terpuruk," kata dia.

Din mengatakan keterpurukan pedagang muslim nasional menjadi malapetaka sebab mayoritas penduduk Indonesia muslim.

"Jadi ini bukan hanya berdampak bagi umat muslim tetapi bangsa, karena Indonesia mayoritas muslim," ujar dia.

Dia mengatakan perlu keinginan politik dari pemerintah untuk melakukan aksi keberpihakan kepada rakyat. Upaya tersebut harus dilakukan seluruh jajaran kementerian karena seluruhnya terkait.

"Perlu aksi keberpihakan kepada rakyat. Ini belum terlambat, dan upaya ini akan dirasakan manfaatnya. Jangan orientasi pembangunan gedung pencakar langit, tetapi di bawahnya masih ada gubuk-gubuk derita, percuma saja," katanya. (Antara)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper