Bisnis.com, SURABAYA - Sebanyak 4 mahasiswa Universitas Surabaya (Ubaya) akan mengikuti magang atau praktik kerja selama 3 bulan ke perusahaan software Belanda yang khusus bergerak di bidang pendidikan, yakni Eduliga BV.
"Keempat mahasiswa yang sudah menjalani seleksi yang ketat dari pihak Jurusan Teknik Informatika Ubaya dan perusahaan Eduliga BV itu akan berada di Belanda sejak 9 September 2013 hingga 8 Desember 2013," kata Ketua Jurusan Teknik Informatika Ubaya Bambang Prijambodo di Surabaya, Selasa (27/8/2013).
Para mahasiswa yang dilepas Rektor Ubaya Prof Joniarto Parung dan Kilynn Tan selaku pimpinan perwakilan Eduliga BV di Asia pada 26 Agustus 2013 itu adalah Kevin Andy (Program Studi Multimedia), Eddy Christian Gunawan (Jurusan Teknik Informatika), Feliciana Tedja (Program Studi Multimedia), dan Evelyn Geovani (Program Studi Multimedia).
"Selama di Belanda, para mahasiswa Ubaya akan membantu perusahaan Eduliga BV mengembangkan sistem berbasis ICT (information and communication technology) untuk pendidikan seperti yang telah dilakukan mahasiswa Ubaya sebelumnya. Magang ke Belanda itu sebenarnya bukan kali pertama dilakukan Ubaya," katanya.
Bagi Ubaya, kegiatan ini sebagai tindak lanjut kerja sama yang dilakukan Ubaya dengan Eduliga BV-Belanda serta Stichting OWG-Netherland pada 25 Juli 2012.
Stichting OWG merupakan yayasan yang bergerak di bidang pendidikan teknologi informasi dan komunikasidi Belanda, sedangkan Eduliga BV adalah perusahaan yang memproduksi software untuk pendidikan. Eduliga BV perwakilan Asia telah bekerja sama dengan Balai Pustaka untuk membuat format buku bacaan dalam software.
"Kegiatan magang ini saya harapkan bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi mahasiswa Jurusan Teknik Informatika, Sistem Informasi dan Multimedia karena kesempatan untuk magang di luar negeri tidak mudah, namun Ubaya memfasilitasinya," katanya.
Secara terpisah, Rektor Ubaya Prof Joniarto Parung mengatakan PT EduLiga memiliki pengalaman 30 tahunan dalam bidang pembelajaran secara digital dan simulasi secara komputer. "Mereka juga sudah berpengalaman melakukan digitalisasi cerita Indonesia yang dipasarkan di Belanda, karena itu kami menjalin kerja sama untuk diterapkan pada sekolah dasar dan menengah di Indonesia.”
Apalagi, anak-anak Indonesia saat ini tidak terlalu suka membaca dan lebih suka game, sehingga pihaknya akan memasukkan unsur edukasi dalam game itu, sekaligus menyiapkan animasi dongeng yang mengandung unsur edukasi untuk sekolah-sekolah.
"Ke depan, kami akan mengembangkan kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tapi saat ini kami masih melakukan riset dan produksi prototipe. Kalau sudah ada bukti, maka kami akan mengembangkan kerja sama itu," katanya.