Bisnis.com, SINGAPURA - Negara-negara Asean optimistis bahwa target Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada 2015 bisa tercapai karena masing-masing negara mengetahui kelemahannya sekaligus mampu mengatasinya. Peran swasta sangat besar dan mau bekerja sama dengan pemerintah.
"Saya optimis karena kita tahu apa kelemahan kita dan solusinya. Kita memiliki aset berharga dalam keterbukaan, kemampuan untuk bekerja sama dan berkolaborasi satu sama lain di wilayah kita," kata Deputi Perdana Menteri Singapura yang juga Menteri Keuangan Tharman Shanmugaratman dalam pembukaan Network Asean Forum (NAF) 2013 di Singapura hari ini, Jumat (23/8/2013).
Keyakinan itu juga karena upaya sektor swasta proaktif seperti NAF yang berusaha untuk bekerja sama dengan pemerintah Asean untuk mewujudkan visi Masyarakat Ekonomi Asean.
Menurut politisi berusia 56 tahun itu, tantangan langsung adalah krisis Eropa dan Amerika. Sedangkan tantangan jangka panjang adalah persaingan baru di kawasan global.
Itulah sebabnya pemerintah di kawasan Asean memfokuskan kembali arah kebijakan.
Singkatnya, Asean menghadapi tantangan kembar di luar, pergeseran yang merugikan dalam permintaan eksternal, dan internal, sisi penawaran dan kesenjangan kemampuan yang telah ditangani dengan benar. "Wilayah ini dapat tumbuh pada potensi penuh."
Lebih dalam lagi adalah perlunya reformasi kelembagaan jika Asean bergeser dari negara berpenghasilan rendah dan menengah menjadi berpenghasilan menengah menengah dan atas.
Tharman Shanmugaratnam adalah politisi yang lahir pada 1957dari Partai Aksi Rakyat (PAP). Ia juga Ketua Otoritas Moneter Singapura dan sebelumnya menjabat sebagai Menteri Pendidikan 2003-2008.
Ia telah menjadi anggota parlemen mewakili Kelompok Jurong Representation Constituency (GRC) sejak tahun 2001. Pada Maret 2011, Tharman diangkat jadi Ketua Komite Keuangan dan Moneter Internasional, komite pengarah kebijakan Dana Moneter Internasional (IMF). Dia juga sebagai kepada Kelompok Tiga puluh (kelompok konsultatif internasional yang terdiri dari 30 pemodal terkemuka dan akademisi) pada bulan Juni 2008.
INILAH CARA AGAR TIDAK GAGAP HADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
