Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

18 Kedubes AS yang Sempat Ditutup Dibuka Kembali

Bisnis.com, JAKARTA– Pemerintah Amerika Serikat (AS) akhirnya akan membuka kembali 18 kedubes dan konsulat setelah sebelumnya sempat ditutup selama sepekan, akibat ancaman serangan dari kelompok Al Qaeda.

Bisnis.com, JAKARTA– Pemerintah Amerika Serikat (AS) akhirnya akan membuka kembali 18 kedubes dan konsulat setelah sebelumnya sempat ditutup selama sepekan, akibat ancaman serangan dari kelompok Al Qaeda.

Departemen Luar Negeri AS mengumumkan pada Jumat (9/8/2013) bahwa 18 dari 19 kedutaan besar AS dan konsulat yang sempat ditutup untuk sementara karena potensi serangan teroris, akan dibuka kembali pada Minggu (11/8/2013).

“Kedutaan kami di Sanaa, Yaman  akan tetap ditutup karena kekhawatiran akibat adanya ancaman yang menunjukkan potensi serangan teroris yang berasal dari Al Qaeda di Semenanjung Arab,” ujar Juru Bicara Departemen Luar Negeri  AS Jen Psaki, seperti yang dilansir Reuters (9/8/2013).

Kedubes dan Konsulat AS di Pakistan juga akan tetap ditutup untuk sementara waktu karena masih terjadi serangan-serangan dari kelompok militan yang dapat mengancam AS.

Pemerintah AS sebelumnya telah memerintahkan untuk menutup sekitar 20 dari kedutaan besar dan konsulat di Timur Tengah dan Afrika pada Minggu (4/8/2013), setelah menerima informasi dari badan intelijen AS mengenai ancaman teroris.

Selain AS, beberapa negara Barat lainnya seperti Inggris, Prancis, dan Jerman juga memutuskan untuk menutup kedubes dan konsulat mereka untuk mewaspadai rencana serangan Al Qaeda di Timur Tengah dan Afrika Utara.

AS kembali membuka kedubes yang terletak di Yordania, Mesir, Qatar, Kuwait, Bahrain, Oman, Libya, Madagaskar, Burundi, Djibouti, Sudan, Rwanda, Mauritius, serta tiga kedubes di Arab Saudi dan dua lainnya di Uni Emirat Arab.

Pemerintah AS pekan ini telah memperingatkan warganya untuk menghindari berpergian ke Pakistan dan mengevakuasi beberapa diplomat dan mengimbau warga negaranya untuk segera meinggalkan Yaman.

Presiden Barack Obama, saat konferensi pres di Gedung Putih, Jumat (2/8/2013) menolak untuk mengomentari laporan serangan pesawat tak berawak AS terhadap Pakistan. Kelompok militan merupakan target utama AS dalam melakukan serangan tersebut.

Departemen Luar Negeri belum memberi kepastian kapan fasilitas di Sanaa dan Lahore akan dibuka kembali. “Kami akan terus mengevaluasi ancaman,” kata Psaki.

 Kedutaan besar AS dan Konsulat menawarkan layanan darurat untuk warga negara Amerika yang berada di Timur Tengah dan frika serta tetap berusaha memajukan kepentingan diplomatic dan bisnis AS di negara-negara tuan rumah. (ltc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper