Bisnis.com, LONDON - Ketegangan hubungan antara Uni Soviet dan Barat 30 tahun lalu membuat para pejabat Inggris menulis pidato yang akan disampaikan oleh Ratu Elizabeth kepada bangsa dan rakyat Inggris terkait peluang terjadinya perang nuklir, menurut arsip dokumen yang baru diungkap ke publik, Kamis (1/8/2013).
Dalam pidato tersebut, Ratu mendesak warga Inggris untuk tetap bersatu dan tegas dalam menghadapi "kegilaan perang."
Ditulis oleh para pejabat pemerintah, pidato hipotetis itu adalah bagian dari latihan rahasia yang dirancang untuk mempersiapkan Inggris menghadapi ancaman kemungkinan terjadinya Perang Dunia Ketiga, tapi tidak pernah disiarkan.
Pidato itu dimulai dengan mengacu pada pidato Natal tahunan Ratu yang ditujukan kepada bangsa Inggris. "Kengerian perang tidak bisa tampak lebih jauh saat saya dan keluarga berbagi suka cita Natal kami dengan seluruh rakyat Inggris," menurut teks pidato yang harusnya dibacakan Ratu itu.
"Sekarang, kegilaan perang sekali lagi menyebar di dunia dan negara kita harus berani mempersiapkan diri untuk bertahan hidup melawan rintangan yang besar. "
Pidato ratu itu dibayangkan akan disiarkan pada musim semi 1983 dengan latar belakang memburuknya hubungan Amerika Serikat - Uni Soviet, tahun -tahun di mana Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan menggambarkan Uni Soviet sebagai "kekaisaran jahat".
Ratu kemudian melanjutkan, "Saya tidak pernah melupakan kesedihan dan kebanggaan yang saya rasakan saat saya dan adik perempuan saya mengerumuni alat pengeras suara di kamar kami untuk mendengarkan pidato inspiratif ayah saya (King George VI) pada hari yang menentukan pada tahun 1939 (pada awal dari Perang Dunia II).”
"Tidak pernah saya membayangkan jika kelak tugas mengerikan ini pada suatu hari harus saya jalani." Menyebut ikatan dekat kehidupan keluarga sebagai pertahanan terbesar terhadap musuh yang tidak diketahui, pidato itu juga menyebutkan jika putra kedua ratu, Pangeran Andrew, bertugas di Angkatan Laut Kerajaan saat itu.
"Jika keluarga tetap bersatu dan tegas, memberikan perlindungan bagi mereka yang hidup sendirian dan tidak dilindungi, negara kita akan bertahan dan tidak dapat dihancurkan," katanya.
Dokumen itu dikeluarkan oleh Arsip Nasional sebagai bagian dari aturan untuk membuka kepada publik catatan resmi dari Kantor Perdana Menteri dan Kantor Kabinet setelah 30 tahun.
Dokumen itu juga mengungkapkan bagaimana Margaret Thatcher, yang menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris saat itu, menolak ide untuk mempekerjakan William Hague yang saat itu berusia 21 tahun - Menteri Luar Negeri saat ini - sebagai penasihat Kementerin Keuangan.
"Tidak," tulisnya, menggarisbawahi kata itu tiga kali sebelum menambahkan "Ini adalah hal yang akan sangat dibenci oleh banyak pihak yang memiliki pengalaman ekonomi keuangan."