Bisnis.com, KAIRO—Tentara Mesir tengah menahan Presiden terguling Mohamed Mursi terkait dengan tuduhan penculikan, pembunuhan tentara, dan sejumlah tuduhan lainnya.
Tuduhan itu dilayangkan terhadap Mursi sebelum adanya aksi demonstrasi massa di negeri Firaun itu.
Militer sebelumnya mengatakan pihaknya tengah menahan Mursi bagi keselamatannya sendiri.
Namun, laporan itu cenderung memicu ketegangan sebelum massa berunjuk rasa, Jumat (26/7), mengumumkan unjuk kekuatan antara para pendukung dan penentang kelompok Islamis Mursi, presiden terpilih pertama Mesir.
Kedua belah pihak memperingatkan potensi pertumpahan darah di Mesir, yang telah dilanda oleh kemelut ekonomi dan politik sejak pemberontakan pada 2011 yang mengakhiri 30 tahun pemerintahan otoriter oleh presiden Hosni Mubarak yang didukung Amerika Serikat.
Kantor berita Mesir, Mena, mengatakan tuduhan yang diperdebatkan terhadap Mursi itu termasuk konspirasi dengan kelompok Islamis Palestina, Hamas.
"Pada akhirnya kita semua tahu tuduhan ini adalah tidak lebih dari fantasi dari sejumlah jenderal militer dan seorang diktator militer," tegas juru bicara Ikhwanul Muslimin, Gehad El-Haddad, Jumat (26/7/2013).
"Kami terus melanjutkan protes kami di jalan-jalan," sambungnya.
Sambil melempar sarung tangah ke arah Ikhwanul Muslimin, kepala militer Jenderal Militer Abdel Fattah al Sisi meminta rakyat Mesir untuk beraksi di seantero negeri pada Jumat (267), untuk memberikan mandat militer demi menghadapi hari-hari kekerasan akibat penggulingan Mursi.
Seorang pejabat militer mengatakan pihaknya telah memberi batas akhir Ikhwanul Muslim hingga Sabtu untuk mengakhiri perlawanan dan peta jalan militer yang diatur untuk Pemilu baru. Hal ini menandakan saat yang paling menentukan dalam konfrontasi.