Bisnis.com, Jakarta— Gubernur Federal Reserve Ben S. Bernanke mengatakan program pembelian aset bank sentral belum bisa dipastikan keberlanjutannya tergantung perkembangan kondisi ekonomi. Menurutnya, program tersebut bisa dikurangi dengan cepat atau diperluas tergantung jaminan kondisi ekonomi.
“Jika prospek kerja menjadi kurang menguntungkan, dan inflasi tidak kembali menuju 2%, atau kondisi keuangan yang menjadi ketat baru-baru ini dinilai kurang mengakomodasi untuk mencapai tujuan kami, maka pembelian aset tersebut dapat dipertahankan lebih lama,” ungkap Bernanke, Rabu (18/7), sebelum memberikan pernyataan di depan Komite House Financial Services.
Namun demikian, jika kondisi ekonomi pulih lebih cepat dari yang diperkirakan dan tingkat inflasi kembali ke target level bank sentral sebanyak 2%, laju pembelian aset dapat dikurangi dengan cepat,” ujarnya.
Komite juga akan bersiap untuk meningkatkan pembelian, untuk sementara waktu dalam rangka meningkatkan keuntungan kerja maksimum dalam konteks stabilitas harga.
Pernyataan Gubernur the Fed menyoroti keinginan Komite Federal Open Market untuk memastikan bahwa ekonomi dan pasar tenaga kerja memiliki momentum
yang cukup sebelum mengurangi pembelian obligasi bulanan sebanyak $85 miliar. Peningkatan biaya pinjaman sejak pembahasan pertama tentang pembelian meruncing dan mengancam perlambatan ekspansi selama 4 tahun.
Dalam kesempatan itu, Bernanke juga menyatakan para pembuat kebijakan the Fed telah mencoba untuk meyakin kan investor bahwa institusinya akan menahan suku
bunga acuan setelah mengakhiri program pembelian obligasi.
Strategi yang dijalankan akan terus memberikan tekanan ke bawah pada suku bunga, mendukung pasar hipotek, dan membantu untuk membuat kondisi keuangan yang lebih luas dan lebih akomodatif.
Bernanke sebelumnya telah mengatakan tengah mempertimbangkan pengurangan stimulus moneter tersebut pada tahun ini. Berdasarkan data yang dikompilasi Bloomberg, investor asetaset negara AS memprediksi po tensi penaikan suku bunga acuan sebelum akhir 2014 mencapai 44%, lebih rendah dari perkiraan yang disampaikan pada pekan
lalu yakni 53%. Imbal hasil (yield) treasury tenor 10 tahun sempat menyentuh level 2,51% pada Selasa (16/7/2013), terendah sejak 5 Juli 2013. Investor menanti testimoni Bernanke setelah data ekonomi menunjukkan penguatan produksi industri tertinggi dalam 4 bulan pada Juni.
Selain itu, data ekonomi lain juga menunjukkan tingkat inflasi menjulang menuju target the Fed, sehingga semakin memperbesar kemungkinan the Fed mengurangi pembelian
aset sebesar US$85 miliar per bulannya itu.
Pada 19 Juni, Ben menjelaskan kondisi perekonomian semakin mendekati target yang ditetapkan Komi te Pasar Ter buka Federal (FOMC) untuk mengurangi dan akhirnya menghentikan QE.
Saat itu, lonjakan yield treasury tenor 10 tahun itu hingga ke level tertinggi dalam 22 bulan. Departemen Tenaga Kerja pada 5 Juli 2013 melaporkan jumlah karyawan baru bertambah sebanyak 195.000 pada Juni 2013.
Dalam 12 bulan berturut-turut penambahan karyawan baru se - lalu melampaui 100.000 orang per bulan, terlama sejak 2000 saat fenomena ini mencapai 33 bulan berturut-turut. Dalam laporan yang disampaikan pada 19 Juni, the Fed memprediksi pertumbuhan ekonomi mencapai 2,3% hingga 2,6% dan tingkat pengangguran turun menjadi
7,2% hingga 7,3% untuk tahun ini. (ltc)