BISNIS.COM, MAKASSAR--Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Makassar menyesalkan tudingan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sulawesi Selatan Rusdin Tompo bahwa wartawan ikut andil dalam mengatur demo ricuh yang kerap terjadi di Makassar.
“Pernyataan ini tidak elok, karena dilandasi oleh pola pikir yang menggeneralisasi. Masih banyak wartawan yang professional dan menjunjung tinggi kode etik,” ujar Ketua AJI Makassar Gunawan Mashar dalam rilisnya, Minggu (30/6/2013).
Menurut Gunawan, wartawan hanya meliput peristiwa yang terjadi di lapangan. Mengenai tingginya intensitas terjadinya aksi ricuh di Makassar, perlu ada kajian sosiologis yang lebih dalam.
Menurut AJI, banyak faktor yang mempengaruhi demo-demo di Makassar berujung ricuh. Menyalahkan kericuhan itu karena ada kongkalikong antara wartawan dan korlap demo merupakan kesimpulan yang sempit.
Gunawan juga menyayangkan anggapan bahwa latar belakang kontributor TV di Makassar sebagai peliput berita kriminal, ikut mempengaruhi dan mendorong wartawan untuk mengatur aksi ricuh.
Kontributor daerah, katanya, terlatih untuk meliput segala jenis liputan, karena wilayah tanggung jawab yang lebih luas dibanding wartawan yang berada di Jakarta.
Pernyataan AJI Makassar ini keluar setelah Rusdin mengatakan rekrutmen kontributor Makassar kebanyakan wartawan yang biasanya meliput kriminal. Rusdin menuduh wartawan main mata dengan pendemo agar rusuh sehingga dapat diliput.
Rusdin mengatakan itu ketika mengikuti Uji Publik Calon Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat di Gedung Wisma Kodel, Jalan Rasuna Said, Jakarta, Sabtu (29/6/2013).
Faktor lainnya, kata Rusdin, kebijakan redaksi yang membuat berita demo dari daerah kecil kemungkinan untuk tayang jika tidak tidak rusuh. (mtb)