BISNIS.COM, BEIRUT—Angkatan bersenjata Suriah yang didukung oleh gerilyawan Hizbullah merebut benteng pertahanan terakhir di Desa Buwayda, Qusair, pada Sabtu (8/6/2013).
Aksi ini sekaligus memadamkan perlawanan terakhir pemberontak di sekitar wilayah kota Qusair dan turut menyukseskan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
Jatuhnya desa Buwayda itu terjadi hanya tiga hari setelah para pemberontak disapu dari Qusair.
Para aktivis mengatakan puluhan pemberontak, termasuk sejumlah pejuang asing, ditangkap hidup-hidup di Buwayda, tetapi belum ada kabar mengenai nasib mereka.
"Kami sekarang bisa mendeklarasikan Qusair dan wilayah sekitarnya untuk menjadi daerah yang bebas. Kami akan memburu teroris dimanapun mereka berada," kata seorang tanpa nama, pejabat senior angkatan bersenjata Suriah lewat televisi nasoional dari jalanan reruntuhan di Buwayda, Sabtu (8/6/2013).
Pertempuran yang berkobar di tempat di Suriah, termasuk di dekat ibukota Damaskus dan di provinsi Aleppo utara, diperkirakan menjadi fokus serangan yang diperbarui oleh tentara Assad, menyusul runtuhnya garis depan Qusair.
Dalam video yang diupload di Youtube menunjukkan, apa yang aktivis katakan merupakan serangan rudal kembar di desa Kfarhamra, dekat Allepo, yang mengirimkan gumpalan asap awan besar dan mengepul di langit biru. Namun, tidak ada kabar mengenai korban.
PBB memperkirakan setidaknya 80.000 orang meninggal dalam konflik tersebut. Badan-badan kemanusiaan PBB meluncurkan permohonan US$5 juta pada Jumat, terbesar sepanjang sejarah, untuk mengatasi dampak dari pertempuran yang telah membuat 1,6 juga pengungsi melarikan diri ke negeri-negeri tetangga.
PENGORBANAN
Televisi nasional Suriah menyiarkan langsung dari jalanan lengang Buwayda, 13 km dari timur laut Qusair, menayangkan bangunan-bangunan yang hancur, jalanan penuh puing yang berserakan, dan banyak sekali kotak-kotak amunisi yang sudah tak terpakai.
"Kami mengorbankan darah dan jiwa kami untukmu Suriah," seru sekelompok tentara yang bernyanyi dalam latar belakang tayangan tersebut.
Kelompok pemberontak dari seluruh Suriah telah mengirim ratusan orang ke wilayah Qusair untuk mencoba mencegah serangan dari tentara Suriah dan pejuang Hizbullah terlatih dari Libanon. Namun, mereka dengan cepat kewalahan, bersama dengan para aktivis yang mengeluhkan kekurangan persenjataan dan lemahnya koordinasi.
"Kami ingin senjata, kami ingin amunisi, dan senjata canggih," katanya ke televisi Al-Arabiya melalui Skype.
Sementara itu, sumber keamanan Libanon mengatakan setidanya 28 pejuang yang terluka dari Suriah sudah dievakuasi ke rumah sakit di Lembah Bekaa barat dan Rashaya.
Peranan Hizbullah terbukti sangat menentukan, tetapi juga memicu konflik sektarian yang telah memanas di wilayah tersebut.
Hizbullah dan pendukungnya Iran, keduanya mengikuti aliran Syiah Islam, sedangkan para pemberontak adalah Muslim Sunni. Assad sendiri adalah dari minoritas Alawi, sebuah cabang Islam Syiah. (foto:telegraph)