BISNIS.COM, YOGYAKARTA--Prospek pertumbuhan ekonomi global yang belum meyakinkan menjadi tantangan bagi negara-negara di Asia Pasifik untuk mempertahankan pembangunan ekonominya.
Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (ESCAP) Persatuan Bangsa-Bangsa memperkirakan perekonomian di Asia Pasifik masih tumbuh sekitar 6% lebih tinggi dari realisasi tahun lalu (5,6%).
Meski demikian, prospek perekonomian itu masih lebih rendah dari posisi pada 2010-2011 sekitar 7,8% dan tren pada 2002-2007 sekitar 8,6%.
Lembaga yang berbasis di Bangkok, Thailand tersebut meyakini bauran kebijakan fiskal dan moneter yang tepat akan menjaga tren ekonomi itu.
Masalahnya adalah memastikan kebijakan ekonomi dan moneter yang dilaksanakan memadai untuk menjaga pertumbuhan perekonomian.
Sekitar 14 negara di Asia Pasifik mencoba bertukar pikiran mengenai pengalaman implementasi kebijakan ekonominya dalam Seminar Macroeconomic Policies For Sustainable Growth With Equity in East Asia yang diselenggarakan Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, dan ESCAP. Seminar itu digelar di Provinsi DI Yogyakarta pada 15-17 Mei.
"Masalah lainnya adalah menerjemahkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi ke dalam penurunan angka kemiskinan," kata Anis Chowdurry, Director Macroeconomic Policy and Development Division ESCAP di Yogyakarta, Rabu (15/5).
Seminar tahunan tersebut merupakan acara yang ke-11 kalinya yang diselenggarakan bank sentral.