Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KENAIKAN BBM Didukung Hiswana Migas Malang

BISNIS.COM, MALANG--DPC Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Malang meminta pemerintah sebaiknya tegas menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) daripada mengurangi pasokan solar bersubsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum

BISNIS.COM, MALANG--DPC Himpunan Swasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Malang meminta pemerintah sebaiknya tegas menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) daripada mengurangi pasokan solar bersubsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) sehingga menyebabkan bahan bakar tersebut langka.

Ketua DPC Hiswana Migas Malang Teuku Rizal Pahlevi mengatakan jika solar bersubsidi langka di SPBU banyak yang dirugikan. Antrean panjang kendaraan untuk membeli solar jelas merupakan pemborosan ekonomi.

“Karena itulah sebaiknya pemerintah tegas dan segera menaikkan harga BBM daripada pasokan solar bersubsidi yang dikurangi terus berlangsung dan berdampak menyulitkan masyarakat,” ujarnya, Kamis (25/4/2013).

Rudy Haryanto Soesamto, pemilik Taksi Citra Malang dan dua SPBU di Jl Sulfat dan Jl Raden Intan Kota Malang, berpendapat dengan kuota pembelian solar bersubsidi Rp100.000 per kendaraan maka kendaraan –terutama kendaraan niaga- tidak bisa beroperasi penuh. Akibatnya, bisnis jelas terganggu.

“Dengan solar sebanyak 22,2 liter, maka tidak akan mencukupi untuk perjalanan jauh seperti ke luar kota. Sopir tidak akan berani ke luar kota karena khawatir mereka kehabisan solar dan tidak dapat mengisi solar di perjalanan karena pasokan solar di SPBU tidak ada.”

Petugas SPBU sendiri lelah karena harus Melayani antrean panjang pembeli solar bersubsidi. Mereka sering stress karena kepayahan disamping menghadapi umpatan pengantre yang tidak sabar menyikapi kondisi tersebut.

Antrean panjang di SPBU Jl Sulfat bahkan sepanjang 500 meter.

Menurut dia, sampai saat ini pasokan solar bersubsidi di SPBU-SPBU di Malang, seperti di SPBU miliknya di Jl Sulfat dan Jl Raden Intan masih belum lancar. Jatah pengirimannya masih per tiga hari sekali.

Padahal sebelumnya, pengiriman solar setiap hari dengan pemesanan 8.000 liter. Sedangkan sejak 1 April -bersamaan dengan kebijakan pembatasan konsumsi solar bersubsidi- pengiriman solar dari Pertamina praktis hanya dilayani per tiga hari sekali.

Menurut Rizal, mestinya pemerintah tetap memasok solar bersubsidi secara penuh di SPBU-SPBU meski berencana menaikkan BBM.

Jika terjadi penjatahan seperti saat ini, maka dikhawatirkan memicu emosi masyarakat yang bisa mencapai titik kulminasi saat harga BBM benar-benar dinaikkan pemerintah.

Menurut Rudy, Pertamina mengundang pemilik SPBU-SPBU di Surabaya, Jumat (26/4). Dia tidak tahu persis agenda dari rapat antara pemilik SPBU dengan Pertamina.

Namun, dia menduga, rapat tersebut terkait dengan sosialisasi rencana pemerintah menaikkan harga BBM dan kebijakan penyaluran BBM bersubsidi pada masa transisi sebelum harga BBM dinaikkan.

“Yang jelas sampai sampai hari ini tidak ada kebijakan baru dari Pertamina terkait pasokan solar bersubsidi ke SPBU. Pasokan masih dibatasi. Bahkan hari ini saya tidak mendapatkan jatah pasokan solar bersubsidi.”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper