BISNIS.COM, JAKARTA—Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) menegur kepolisian agar lebih profesional dalam menjaring preman.
“Janganlah polisi menjaring preman sebanyak-banyaknya hanya ingin cari nama. sumber preman ini sebenarnya harus didalami lebih jauh kenapa muncul,” ujar komisioner Kompolnas M. Nasser, dalam Foccus Group Discussion (FGD) ‘Penanganan Premanisme di Indonesia, di kantor Mabes Polri, Selasa (17/42013).
Sebelumnya, Polda Metro Jaya dalam Operasi Cipta Kondisi yang berlangsung sejak 4 November 2012 hingga 4 April 2013 telah menjaring sebanyak 2.135 orang yang diduga preman. Namun, hanya 10% yang terbukti.
“Tidak ada biaya kepolisian untuk memberi makan [kepada para tahanan]. Ironisnya, mereka [yang setelah ditahan] minta pekerjaan kepada kami,” katanya.
Menurutnya, persoalan premanisme merupakan persoalan bangsa dan munculnya preman disebabkan oleh perilaku masyarakat sosial yang mau bergerak cepat dan instan
“Tapi polisi juga jangan bereaksi berlebihan. Yang menyuburkan preman juga kita semua, media-media yang membesarkan. Jangan memberikan labelisasi terlalu jauh, polisi juga tidak boleh mengakomodasi aspirasi masyarakat terus menangkap seenaknya, saya minta dukungan pers untuk meluruskan hal-hal seperti ini,” tegasnya.
Nasser membantah jika berkembangnya preman yang meluas dan subur sebagai akibat dari penegakan hukum yang lemah. Sebab, pemerintah telah membekali institusi negara terkait dengan peralatan dan keterampilan.
Di tempat yang sama, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Suhardi Alius menanggapi, pihaknya akan segera mengevaluasi demi perbaikan institusinya.
“Kami sampaikan 3 usulan. Yang pertama, polisi tidak berekasi berlebihan, kedua media harus bertindak adil, dan ketiga, polisi juga harus punya konsep dan tidak melanggar hukum seperti menangkap preman seenaknya,” ungkapnya.