BISNIS.COM, BEIJING—Pertumbuhan ekonomi China di luar dugaan melambat pada kuartal pertama tahun ini karena produksi industri dan konsumsi melemah, sehingga menekan kinerja saham dan komoditas karena khawatir pertumbuhan global juga akan melambat.
Biro Statistik Nasional China di Beijing pada Senin (15/4) melaporkan produk domestik bruto (PDB) tumbuh 7,7% dari periode yang sama tahun lalu, lebih rendah dari estimasi nilai tengah 41 ekonom yang disurvei Bloomberg sebelumnya yakni 8%.
Pertumbuhan year on year perekonomian terbesar kedua di dunia itu pada kuartal I/2013 lebih rendah dari kuartal IV/2012 yakni 7,9%, yang merupakan penguatan pertama dalam 2 tahun. Ekonomi tumbuh 7,8% sepanjang 2012, terendah sejak 1999.
Data ekonomi ini menambah kekhawatiran akan kesulitan dalam pemulihan global, menyusul Dana Moneter Internasional (IMF) yang merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS).
Pertumbuhan ekonomi rendah yang diiringi inflasi yang sedang memberikan lebih banyak ruang stimulus dan pelonggaran kebijakan bagi pemerintah untuk menggenjot permintaan domestik, seiring dengan lemahnya permintaan eksternal akibat krisis utang zona euro.
“Data yang mengecewakan ini menunjukkan pemulihan lebih lemah dan fluktuatif dari yang diperkirakan karena tertekan oleh permintaan domestik yang lemah,” kata Zhu Haibin, kepala ekonom JPMorgan Chase & Co. di Hong Kong.
Menurut Zhu, pertumbuhan kredit perbankan sejauh ini mungkin dapat membantu pertumbuhan menguat pada kuartal II/2013 dan pemerintah mungkin akan melonggarkan upaya pembatasan aktivitas shadow banking untuk menopang belanja konsumsi. (Bloomberg/if)