Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KRISIS SIPRUS: Cadangan Emas Senilai 400 Juta Euro Dijual

BISNIS.COM, BERLIN--Negara-negara Eropa menyarankan agar Siprus berpegang pada komitmen untuk menjual emas dan aset negara lain senilai 1,8 miliar euro (US$2,4 miliar) guna menanggulangi krisis utang negara Mediterania tersebut.

BISNIS.COM, BERLIN--Negara-negara Eropa menyarankan agar Siprus berpegang pada komitmen untuk menjual emas dan aset negara lain senilai 1,8 miliar euro (US$2,4 miliar) guna menanggulangi krisis utang negara Mediterania tersebut.

Menurut draf penilaian utang publik Siprus yang dikeluarkan oleh Komisi Eropa, utang negara pimpinan Nicos Anastasiades tersebut akan berada pada titik 109% dari total GDP tahun ini sebelum naik menjadi 126,3% dari total GDP pada 2015.

Perkiraan yang dibuat oleh Komisi Eropa dan Bank Sentral Eropa (ECB) menyatakan “prospek utang Siprus sangat menantang, tetapi hal itu akan membuat utang publik Siprus tetap pada jalur yang berkelanjutan, didukung oleh implementasi yang baik atas program yang telah disesuaikan.”

Komisi mengatakan bahwa Siprus akan menghadapi kontraksi ekonomi sebesar 8,7% tahun ini dan 3,9% pada 2014 sebelum kembali pada peningkatan sebesar 1,1% pada 2015.

Permasalahan Siprus akan didiskusikan pada rapat kementerian keuangan di Dublin yang akan diadakan Jumat (12/4).

Otoritas Siprus telah berkomitmen untuk menjual “sejumlah besar cadangan emas” yang dimiliki oleh pemerintah.

Emas tersebut diperkirakan bernilai 400 juta euro. Total privatisasi aset negara Siprus diperkirakan bernilai sekitar 1,4 miliar euro.

Selain menjual aset negara, Siprus mengandalkan pinjaman dari Rusia yang akan diturunkan pada 2016, pemangkasan 4.500 lapangan pekerjaan di sektor publik, gaji yang lebih rendah untuk Pegawai Negeri Sipil, meningkatkan pajak barang berharga, pajak korporasi dan properti, serta cukai tembakau dan bir.

Sementara itu, sektor perbankan Siprus, yang dilaporkan mencakup 550% dari total GPD, telah merosot hingga 350% dari GDP.

Telah terjadi pemangkasan lebih lanjut demi menjaga likuiditas sektor perbankan di negara beribu kota Nicosia tersebut. (53/Bloomberg) Doto: Dailymail

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Yoseph Pencawan
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper