Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

EKONOMI CHINA: Ekspor Paling Rendah Dalam 4 Bulan Terakhir

BISNIS.COM,BEIJING—China mencatatkan pertumbuhan ekspor yang lebih rendah dari estimasi untuk pertama kalinya dalam 4 bulan terakhir, sehingga semakin memicu kekhawatiran akan prospek perdagangan dan ketepatan data yang disampaikan sebelumnya.Administrasi

BISNIS.COM,BEIJING—China mencatatkan pertumbuhan ekspor yang lebih rendah dari estimasi untuk pertama kalinya dalam 4 bulan terakhir, sehingga semakin memicu kekhawatiran akan prospek perdagangan dan ketepatan data yang disampaikan sebelumnya.

Administrasi pabean China pada Rabu (10/4) di Beijing melaporkan ekspor naik 10% pada Maret 2013 dari periode yang sama tahun lalu, sedangkan impor naik 14,1%, sehingga di neracara perdagangan mencatatkan defisit sebesar US$880 juta.

Adapun lembaga peneliti IHS Inc. mempertanyakan ketepatan data perdagangan China yang menunjukkan kenaikan ekspor ke Hong Kong sebesar 92,9%, tertinggi dalam 18 tahun terakhir.

Meskipun mengakui adanya kekhawatiran bahwa kenaikan ekspor ke Hong Kong terlalu besar, tapi lembaga pabean dalam keterangannya persnya membela ketepatan data tersebut dan pertumbuhan itu muncul dari metode statistik yang berbeda dari Hong Kong.

Sementara itu, ekspor China ke Amerika Serikat (AS) dan Eropa sama-sama turun untuk pertamakalinya sejak November 2012. Sejumlah ekonomi juga menilai data perdagangan pada dua bulan sebelumnya tidak sesuai kenyataan.

“Pertumbuhan ekspor 10% ini lebih riil karena sesuai dengan data lain, termasuk daya beli, produksi industri, dan transportasi,” kata Lu Ting, kepala ekonom Bank of America Corp. di Hong Kong.

“Pertumbuhan yang kuat tapi tidak normal dalam data Januari dan Februari mungkin muncul karena telah tercemar oleh laporan perusahaan-perusahaan yang berlebihan,” sambung Lu, menuduh eksportir telah menyampaikan data yang lebih tingi dari yang seharusnya.

Direktur Keuangan BHP Biliton Ltd., Graham Kerr mengatakan (10/4) di Sydney bahwa tren pertumbuhan ekonomi China menuju 6% per tahun setelah mencatatkan 7% hingga 8% dalam beberapa tahun kedepan.

Pernyataan dari eksekutif perusahaan tambang terbesar di dunia ini menunjukkan investor asing yang berbisnis di China merasakan adanya risiko yang tinggi dari prospek perekonomian negara itu.

Lu mengatakan kenaikan impor yang melampaui estimasi pada Maret 2013 di China muncul karena meningkatnya permintaan bahan baku, sehingga menopang pertumbuhan investasi fixed asset dalam beberapa bulan mendatang.

Adapun pertumbuhan ekspor pada Maret lebih rendah dari pertumbuhan 21,8% pada Februari 2013 dan estimasi nilai tengah 36 ekonomi yang disurvei oleh Bloomberg sebelumnya, yakni 11,7%.

Pabean mengatakan kinerja ekspor China turun kepada negara-negara mitra dagang terbesarnya, termasuk AS, UE, Jepang, Korea Selatan, dan Kanada, kecuali ke Hong Kong yang mencapai sekitar 27% dari total ekspor.

“Ada banyak bukti anekdot yang membuktikan bahwa eksportir telah menyampaikan aktivitas perdagangan palsu dan berupaya mendapatan keringanan pajak ekspor,” kata ekonom IHS, yakni Xianfang Ren dan Alistrair Thornton. (Bloomberg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Newswire/A. Puja R. Altiar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper