BISNIS.COM, MEDAN--Harga bawang merah di sejumlah pasar tradisional di Medan benar-benar di luar perhitungan, mencapai Rp75.000 per kilogram atau tertinggi sejak zaman refomasi.
Pengamatan Bisnis di sejumlah pasar tradisional di Medan menunjukkan harga bawang merah melonak tiba-tiba menjadi Rp75.000 per kilogram menyusul semakin menipisnya stok bawang merah di pasar.
Pekan lalu, harga bawang merah di Medan masih berkisar Rp50.000-Rp60.000 per kilogram, tapi pekan ini naik menjadi Rp75.000 per kilogram.
Melisa, seorang pedagang bawang merah, tomat, dan cabai di Pusat Pasar Medan mengaku saat ini persediaan bawang merah di pedagang pengumpul sudah kosong dan panen bawang merah di Samosir sekitarnya juga sudah tidak ada.
“Semua bawang merah yang ada di pasar saat ini adalah bawang impor, sedangkan bawang lokal sudah habis,” ujarnya menjawab Bisnis di Medan, Selasa (8/4).
Menurut dia, harga bawang merah akan tetap bertahan tinggi karena pembelian dari luar negeri juga tinggi.
“Para importir membeli bawang merah dari Thailand dan India seharga Rp60.000 per kilogram. Kemudian pedagang pengecer menjualnya Rp75.000 per kiogram,” ujarnya.
Hal senada diakui pedagang bawang dan sayur mayur Letti Manik, pedagang di Pasar Sei Sikambing Medan.
“Kami biasanya mendapatkan bawang merah dari pedagang besar dalam jumlah terbatas. Akhir-akhir ini pasok dari pedagang besar berhenti. Jadi kalau masih ada bawang ditangan dijual dengan harga mahal,” kata dia.
Sofyan Tanjung, dari Tim Monitoring Harga Dinas Perindag Sumut mengaku harga bawang merah di lima pasar di Medan rata-rata melonjak karena stok menipis.
“Harga bawang merah memang masih tinggi karena stok menimpis. Bawang lokal sudah tidak ada di pasar. Semua bawang merah yang dijual berasal dari bawang impor,” tuturnya.
Dia mengatakan harga bawang merah bakal naik terus jika tidak segera masuk bawang impor baru.
“Kebijakan impor bawang berada di pemerintah pusat. Kita tunggu saja, apa kebijakan pemerintah untuk mengatasi lonjakan harga ini,” katanya.
Sofyan menghimbau agar masyarakat mengurangi konsumsi bawang merah agar permintaan tidak melonjak drastis.
“Pemakaian bawang merah kan bisa dikurangi. Ruma makan juga bisa mengurangai konsumsi bawang merah. Apalagi rumah tangga konsumen,” ujarnya.