BISNIS.COM, MEDAN--Nilai ekspor Sumatera Utara diprediksi akan meningkatan hingga 30% dan terus menanjak bila Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung di Kabupaten Batu Bara dan Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei di Sumatera Utara beroperasi.
Ketua Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) Sumatera Utara Khairul Mahalli mengatakan dengan dibangunnya pelabuhan yang akan menjadi hub port Indonesia tersebut akan mempermudah konektivitas sehingga dapat mempercepat arus logistik dan menghemat biaya logistik.
Pasalnya, selama ini mahalnya biaya logistik yang harus dikeluarkan ekportir dan importir menjadi salah satu kendala utama yang menghambat pertumbuhan ekspor di Sumut. Diakui olehnya saat ini biaya logistik yang harus dikeluarkan mencapai 25% dari ongkos produksi padahal normalnya maksimal 15%.
“Nilai ekspor di Sumut bisa naik 30% karena dengan adanya KEK Sei Mangkei barang-barang yang diekspor telah memiliki nilai tambah, biaya logistiknya pun akan lebih murah karena bia langsung dikirim melalui Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung,” ucapnya kepada Bisnis, Selasa (2/4/2013).
Diakui olehnya saat ini masih banyak eksportir dan importir Sumut yang mengirim barang melalui Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, selain karena biayanya yang lebih murah juga karena barang yang dikirim bisa langsung ke negara tujuan.
Sementara Pelabuhan Belawan yang kedalamannya lautnya masih belum terlalu dalam menyebabkan kapal-kapal besar belum ada yang bersandar ke dermaga tersebut sehingga harus diekspor terlebih dahulu ke Singapura dan Malaysia untuk transit.
Melalui Pelabuhan Kuala Tanjung, sambungnya, eksportir dan importir bisa langsung mengirim barang ke negara tujuan dalam jumlah yang lebih besar sehingga dapat lebih menghemat biaya, barang yang dikirim pun akan lebih besar jumlahnya.
Selain itu, dengan akan terbangunnya Kuala Tanjung, akan banyak kapal asing yang langsung masuk ke Sumatera melalui Sumut sehingga lebih dekat.
“Yang terpenting Sumut juga harus membenahi infrastruktur, perlu juga keseriusan dari pemerintah pusat untuk mempercepat pembangunan Kuala Tanjung yang sudah lama diwacanakan ini.”
Senior Manager Perencanaan Pembangunan Usaha Pelindo I Hartono mengatakan proses konstruksi perluasan pelabuhan tersebut kemungkinan baru dapat dimulai pada 2015 mendatang.
Saat ini pihaknya masih menunggu penugasan khusus dari pemerintah atau menunggu dimulainya proses tender.
Menurutnya, konektivitas antara pelabuhan, bandara, dan kawasan industri diperlukan untuk menghemat biaya logistik sehingga dapat menekan biaya produksi guna kompetensi industri dan perdagangan di Sumut.
“Infrastruktur logistik di Sumatera ini sangat medium, dan konektivitas antara pelabuhan jalan raya dan rel sangat rendah sehingga perlu dibuat strategi pengembangan untuk konektivitas sistem logistik antara pelabuhan, bandara, dan kawasan industri sehingga mobilitasnya bisa menjadi tinggi,” ucapnya.
Menurutnya, industri harus bersanding dengan pelabuhan, karena 70% pergerakan barang yang akan didistribusikan melalui pelabuhan.
“Optimistis Pelabuhan Kuala Tanjung akan berkembang pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara,” tuturnya.
Tentu saja untuk menuju ke pelabuhan dibutuhkan peningkatan jalan raya dan akses rel kereta api. Bupati Batubara OK Arya Zulkarnain mengakui kesiapannya membantu dalam hal perbaikan 9 ruas jalur ke Pelabuhan Kuala Tanjung.
Dua diantaranya telah diperbaiki yakni ruas jalan Lomo Manis menuju Simpang Dolok, dan dari Simpang Dolok menuju Pelabuhan Kuala Tanjung.
Selain jalur darat juga akan dibangun jalur kereta api dari Bandar Tinggi-Kuala Tanjung sepanjang 20 km.
Angkutan kereta api tersebut dibangun untuk menekan ongkos angkutan crude palm oil (minyak sawit) guna mendukung Kawasan Ekonomi Khusus Sei Mangkei.
Saat ini baru ada empat terminal di pelabuhan Kuala Tanjung, antara lain satu buah terminal Pelindo, dua buah terminal milik PT Inalum, dan satu lainnya merupakan milik perusahaan swasta.
Ke depan, Pelabuh Kuala Tanjung akan ditambah kapasitasnya menjadi 21 juta teus peti kemas per tahun yang ditargetkan dapat selesai pada tahun 2025 mendatang.
Terminal peti kemas dan terminal curah air/SPO yang dibangun sebanyak 20 terminal dengan kapasitas per terminal mencapai 1 juta teus.
“Kami siap menjadikan Batubara menjadi daerah transportasi logistik Internasional mengingat di sini terdapat pelabuhan Kuala Tanjung yang sudah direncanakan sebagai international hub port,” tuturnya.
Lebih lanjut dia menambahkan pelabuhan ini nantinya akan dibangun terminal petikemas dan terminal curah cair/CPO sebanyak 20 terminal degan kapasitas tiap terminalnya mencapai 1 juta Teus.
“Kuala Tanjung memiliki letak yang strategis yakni di Selat Malaka yang menjadi daerah strategis perdagangan dunia.” (k10/dan/yop)