BISNIS.COM, SAO PAULO—Pembangunan stadion baru Piala Dunia di Sao Paulo kemungkinan terhenti dalam beberapa minggu akibat sengketa pembiayaan, sehingga mengancam turnamen sepak bola dunia tahun depan mengalami kekacauan dan mempermalukan pemerintahan.
Itaquerão, sebagai stadion di tepi timur kota terbesar dan terkaya di Brazil dijadwalkan menjadi tuan rumah pertandingan pembuka pada Juni 2014, sekaligus memamerkan Brazil sebagai salah kekuatan ekonomi utama dunia.
Namun, kini muncul berbagai masalah yang melanda persiapan turnamen, termasuk isu-isu proyek infrastuktur besar di Brazil. Perusahaan yang membangun stadion Itaquerão belum menerima dana US$200 juta dari pinjaman bank-bank nasional sebagaimana yang dijanjikan sebelumnya.
Para pihak pembangun stadion mengatakan akan segera menghentikan pembangunan, kecuali ada bank yang mau mengucurkan jaminan pembiayaan tambahan sesuai permintaannya.
Penundaan pembangunan stadion itu bisa memaksa pemerintah dan FIFA untuk mengalihkan pertandingan pembuka ke kota lain, guna menemukan stadion alternatif , atau dalam skenario terburuk, mengeliminasi sepenuhnya kota Sao Paulo dari bursa kota Piala Dunia.
"Ada risiko terhentinya pembangunan stadion atau belum siap jadi tuan rumah," kata Andres Sanchez, mantan presiden klub Sepak Bola Corinthians, Jumat (29/3/2013).
Sancez bekerjama dengan mitra pembangunan lokal Odebrecht telah membiayai Itaquerão selama dua tahun terakhir,
Dengan biaya yang diperkirakan menelan 820 juta reais (US$406 juta), pembangunan stadion itu tentu saja mahal tanpa adanya pembiayaan publik.
Stadion itu diupayakan berkapasitas permanen 48.000 orang dan lebih 20.000 kursi sementara untuk Piala Dunia, ditambah layar tancap yang akan lebih besar dari stadion terkenal Dallas Cowboys di Arlington, Texas, AS.
Saat ditanya kapan dia akan menghentikan pembangunan, Sanchez menolak memberitahu tanggalnya. "Tetapi ini akan terjadi dalam beberapa minggu,"
FIFA telah menyatakan keprihatinannya atas penundaan beberapa stadion di 12 kota tuan rumah Brazil, khususnya untuk final di Rio de Janeiro. Beberapa proyek transportasi yang terkait dengan Piala Dunia, seperti MRT yang menghubungkan bandara domestik Sao Paulo, juga dilanda masalah dan belum siap hingga setelah turnamen sepak bola selesai.
Meski demikian, banyak rakyat Brazil percaya tempat-tempat sebagai tuan rumah akan siap menjamu, dengan alasan Piala Dunia dan Olympic Games yang dirundung masalah sebelumnya, ternyata baik-baik saja.
Namun, Sanchez mengatakan sebanyak 4 kota tuan rumah kemungkinan dieliminasi dari turnamen karena terbelit sejumlah masalah.
"Stadion yang paling berisiko adalah Corinthians [di Sau Paulo]. Jika mereka tidak melakukan pertandingan pembuka di sini, mereka akan melakukan di tempat lain," tegasnya.