BISNIS.COM SEMARANG – Harga daging sapi di Jawa Tengah masih relatif tinggi meskipun provinsi ini mencatatkan surplus daging sapi sebanyak ribuan ton hingga pertengahan Maret 2013.
Berdasarkan data Tim Pemantauan dan Pengendalian Harga (TPPH) Jateng terungkap bahwa provinsi ini memiliki surplus daging sapi 2.666 ton. Namun, daging sapi merupakan salah satu komoditas yang diindikasikan mendongkrak inflasi Jateng pada Maret 2013.
“Harga daging sapi yang masih cukup tinggi di Jateng antara lain disebabkan oleh struktur pasar yang memiliki kekuatan dalam mempengaruhi harga,” ujar Dewi Setyowati, Wakil Ketua TPPH, Senin (25/3/2013).
Menurutnya, pasokan daging sapi yang berlimpah tersebut belum dapat dioptimalkan untuk menstabilkan harga di Jateng, karena belum adanya mekanisme dan stok untuk memenuhi operasi pasar.
“Selain itu, pasokan daging tersebut banyak mengalir ke daerah lain dengan harga yang lebih menarik,” ujarnya.
Selain daging sapi, komoditas yang akan mengdongkrak inflasi adalah bawang putih dan bawang merah. Harga kedua barang tersebut meningkat akibat keterbatasan pasokan.
“Keterbatasan pasokan bawang putih dan bawang merah antara lain disebabkan oleh dampak penerapan kebijakan pengaturan kuota impor dan terbatasnya panen bawang merah terkait curah hujan yang cukup tinggi,” ujarnya.
Selain itu, inflasi juga akan disumbang oleh ikan asin, cabe merah, dan cabe rawit. Di luar itu, juga ada pengaruh dari penyesuaian harga sejalan dengan kenaikan upah dan Tarif Tenaga Listrik (TTL).
“Dengan perkembangan tersebut, inflasi Jateng pada Maret 2013 berpotensi di atas pola historisnya sehingga pada triwulan I 2013 diperkirakan cenderung mengarah pada kisaran atas proyeksi 4,8% - 5,3% dibandingkan setahun sebelumnya,” ujarnya.