JAKARTA-- Mantan Wakil Direktur Eksekutif Partai Demokrat M. Rahmat memperkirakan jika Kongres Luar Biasa (KLB) dilaksanakan dalam waktu dekat, maka sangat rawan bagi kubu yang tidak menginginkan loyalis Anas Urbaningrum memimpin partai.
Dia menjelaskan kekuatan Anas di DPD dan DPC sangat kuat, dan KLB nanti akan dilaksanakan secara demokratis. Loyalis Anas yang menjadi peserta KLB, menurutnya, tidak bisa diarahkan dan diatur begitu saja (mokong) karena mereka mempunyai pemikiran dan pendapat sendiri.
"Kalau KLB peta politiknya sangat rawan bagi yang tidak menginginkan loyalis Anas pimpin partai karena suara ada di mereka. Di sinilah letak kekuatan politiknya karena ketua DPD dan DPC itu gelombangnya sama dengan Anas Urbaningrum," ujarnya dalam diskusi Efek Anas Makin Panas, di Jakarta, Sabtu (2/3).
Rahmat menilai kandidat yang cocok menggantikan Anas haruslah sosok yang punya pengaruh kedekatan ke gresroot, dan komunikasi yang baik dengan DPP dan DPC.
"Jadi kalau jarang ke DPD, DPC, maka sekuat apapun sosok sulit mendapat dukungan. Ini karena Partai Demokrat merupakan partai berbasis massa," ungkapnya.
Meski Partai Demokrat merupakan partai berbasis massa, namun setelah tahun 2010, Demokrat berubah menjadi partai berbasis kader.
"Pimpinan atas tidak bisa begitu saja mengatur suara, tapi harus berkomunikasi dengan peserta kongres," tegasnya.
Dalam KLB nanti kemungkinan ada dua hal yang akan dibahas yakni konsolidasi bagaimana memetakan kekuatan di internal, dan memetakan statment Anas beberapa waktu lalu (if)