KOTA GAZA-Gerakan Hamas yang menguasai Jalur Gaza meluncurkan kantor berita sendiri dengan nama Al-Rai (Pendapat). “Kantor berita resmi pertama pemerintah (Hamas) telah dibentuk dengan nama Al-Rai... dengan pengawasan kantor penerangan pemerintah,” kata direktur kantor itu, Salameh Maaruf.
“Kantor berita itu akan menjadi sumber informasi penting mengenai kegiatan pemerintah, siaran pers dan surat-surat dari Perdana Menteri (Gaza) Ismail Haniya,” katanya.
“Kantor berita itu independen dalam hal personil dan administrasi, namun kantor penerangan pemerintah akan bertanggungjawab mengawasinya,” tambahnya.
Al-Rai diluncurkan dengan kekuatan awal 15 wartawan yang akan "memusatkan perhatian pada masalah Palestina, dan berita-berita Arab serta internasional yang berkaitan dengan masalah ini,” katanya.
Kantor berita itu juga akan memberi masyarakat peluang untuk mengajukan "saran dan keluhan" yang akan disampaikan kepada departemen-departemen pemerintah yang terkait.
Maaruf mengatakan, meski menyuarakan garis kebijakan resmi pemerintah, kantor berita itu juga akan menyiarkan titik pandang lain, termasuk dari Fatah yang dipimpin oleh Presiden Palestina Mahmud Abbas.
Sejumlah kantor berita sudah beroperasi di Jalur Gaza, termasuk SAFA yang diluncurkan pada 2007 dan yang dekat dengan Hamas. Kelompok pejuang garis keras Palestina itu juga memiliki TV Al-Aqsa di Gaza.
WAFA, kantor berita resmi untuk Pemerintah Palestina pimpinan Abbas yang bermarkas di Tepi Barat dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), merayakan peringatan tahun ke-40 pada tahun lalu.
Kantor WAFA di Gaza ditutup oleh Hamas pada 2007 ketika gerakan itu menguasai wilayah pesisir tersebut.
Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.
Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas. Kini kedua kubu itu telah melakukan rekonsiliasi. Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris. (antara/afp/yus)