BALIKPAPAN--Pemerintah Kabupaten Kutai Timur didorong untuk mengembangkan tanaman aren genjah sebagai komoditas unggul karena bisa dimanfaatkan sebagai alternatif energi terbarukan yang mengkomplementer energi fosil.
Peneliti Senior pada Teknik Agrikultur dan Teknologi/Bioenergi Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Kementerian Pertanian Bambang Prastowo mengatakan energi terbarukan aren diperoleh dari pemanfaatan bioetanolnya. Namun, dia menyebutkan kandungan alkohol didalam produk bioetanol dari aren tersebut harus di atas 97% agar bisa dicampurkan dengan produk energi fosil, seperti premium.
“Sehingga perlu peralatan mekanis untuk mengolahnya untuk diperoleh hasil yang berkualitas tinggi tersebut,” ujarnya usai Seminar Nasional Aren, Rabu (26/9).
Dia menyebutkan bioetanol yang banyak diproduksi saat ini memiliki kandungan alkohol sekitar 30% sehingga kualitasnya masih belum cukup baik. Nantinya, bioetanol tersebut bisa dijual kepada Pertamina untuk dikombinasikan dengan premium sehingga menjadi biopremium.
Kabupaten Kutai Timur (Kutim), yang memiliki potensi aren genjah, menurutnya bisa mengambil peluang ini untuk dibudidayakan secara masif. Aren genjah mulai berproduksi nira pada umur 5 tahun serta memiliki tinggi kurang dari 3 meter sehingga memudahkan penyadapan dan bisa mengurangi biaya penyadapan nira. Adapun aren lain mulai berproduksi nira pada usia 10 tahun dan memiliki tinggi pohon yang menjulang sehingga susah untuk disadap.
Produksi nira aren genjah bisa mencapai 5.900 liter per pohon selama masa produktifnya yakni antara umur 5 tahun – 7 tahun. Estimasi produksi diperkirakan bisa mencapai 950.000 liter nira per hektare dengan perhitungan jumlah tanaman aren per hektare mencapai 160 pohon.
Biasanya, 1 liter bioetanol bisa diproduksi dari 20 liter nira sehingga per hektare lahan diperkirakan mampu memproduksi 38.000 bioetanol. Komposisi ini bisa meningkat, imbuh Bambang, dengan memanfaatkan peralatan mekanis dengan kualifikasi tertentu.
“Kalau biasanya produksi etanol sekitar 1/10 atau 1/20 dari jumlah nira, dengan menggunakan alat mekanis bisa meningkat sehingga hasilnya bisa lebih baik,” tukasnya.
Wakil Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sulaiman menegaskan pihaknya sudah berencana untuk mengembangkan aren genjah sebagai sumber energi terbarukan. Sebelumnya, aren genjah ini banyak digunakan oleh masyarakat Kutim sebagai bahan pangan.
“Kami sudah siapkan 50 hektar untuk pembibitan aren genjah. Ini hanya untuk pembibitannya,” jelasnya.
Rencananya pengembangan tanaman ini akan diarahkan seperti sawit apabila pembibitan berhasil dilakukan. Pemberdayaan masyarakat pun bisa dilakukan sehingga bisa meningkatkan taraf ekonomi masyarakat di wilayah Kutim. Pihaknya menargetkan pada 2013 program ini sudah bisa terlihat perkembangannya. (faa)