Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PDIP: Tersangka kok dibawa pake jet pribadi?

JAKARTA: Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi segera menjelaskan secara terbuka dan rinci pengeluaran biaya penjemputan M. Nazaruddin yang mencapai Rp4 milliar.Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo

JAKARTA: Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan mendesak Komisi Pemberantasan Korupsi segera menjelaskan secara terbuka dan rinci pengeluaran biaya penjemputan M. Nazaruddin yang mencapai Rp4 milliar.Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengungkapkan agak aneh apabila untuk mengembalikan seorang tersangka dari luar negeri menggunakan pesawat jet pribadi yang ujungnya berbiaya besar."Pesawat komersial juga bisa, itu untuk pertimbangan efisiensi dan efektifitas. Tentunya KPK yang harus memberikan penjelasan terbuka," ujar Tjahjo kepada wartawan hari ini.Menurut dia, pada dasarnya tidak ada masalah apabila uang negara dalam jumlah besar dikeluarkan untuk mengejar pihak yang dianggap bisa membongkar kasus hukum tertentu. Akan tetapi, harus jelas hasil yang diperoleh dengan anggaran uang negara sebesar itu.Tjahjo juga mempertanyakan langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang secara tidak adil memperlakuan tersangka Nazaruddin. Padahal, terhadap buron yang lain yang melarikan diri ke luar negeri, KPK tidak mengambil langkah yang sama.Menurut dia, penangkapan Nazaruddin adalah tanda berakhirnya episode pertama dramatisasi kasus oleh KPK. Dramatisasi itu mengakibatkan kesibukan yang luar biasa dari polisi internasional, pemerintah, penegak hukum, pengamat, media, politisi, dan seluruh rakyat Indonesia."Hebat dan luar biasa. Fragmentasinya melebihi buronan terorisme yang dikejar oleh Interpol. Saya memimpikan langkah-langkah yang sama didalam memburu dan menuntaskan skandal lainnya," tuntas Tjahjo.Pendapat senada diungkapkan anggota Komisi III DPR dari Fraksi Gerindra, Desmon J. Mahesa. Politisi muda itu menyatakan KPK harus mempertanggungjawabkan pengeluaran besar dalam proses penangkapan Nazaruddin."Uang darimana itu? Kami punya hak mempertanyakan itu. Dari negara? Lembaga mana saja? Atau adakah donatur lainnya? Kita juga mempertanyakan kemampuan KPK melakukan penyidikan," kata Desmon mempertanyakan.Menurut dia, juga perlu diteliti lebih jauh soal sejauhmana esensi pemulangan Nazaruddin berdampak terhadap proses pemberantasan korupsi.Dia menyatakan pihaknya saat ini justru khawatir cara-cara yang dipakai penegak hukum yang cenderung memanjakan Nazaruddin adalah bagian dari operasi meredam Nazaruddin agar tak membongkar lebih jauh kejahatannya."Jadi sekarang harus hati-hati, apakah KPK yang tak beres atau Nazaruddin yang tak beres. Sekarang ini apa Nazaruddin tertangkap sendiri atau sebaliknya? Semua perjalanan Nazaruddin ini agak aneh," ujar Desmon. (John Andhi Oktaveri/ea) 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : News Editor

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper