Bisnis.com, JAKARTA - Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin menyebut pidato Prabowo di Singapura sebagai retorika tanpa gagasan.
Hasto Kristiyanto, Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin mengatakan bahwa pidato Prabowo tersebut hanya menyebutkan retorika belaka, tanpa memberikan gagasan yang solutif.
Ia menyinggung keseriusan Prabowo terhadap korupsi dengan keadaan yang ada pada Partai Gerindra yang memasukkan 6 calon anggota legislatif DPRD pada pemilu 2019.
“Jadi orang melihat beda antara retorika sebuah tindakan nyata ini yang kami sayangkan. Mencoret caleg-caleg aja Pak Prabowo gak bisa kemudian mengatakan kita stadium 4 dalam korupsi,” ujarnya di Media Center Jokowi-Ma’ruf Amin, Jakarta, Kamis (29/11/2018).
Lebih jauh, Hasto menilai tidak adanya sikap yang konsisten antara Prabowo dan tindakannya melawan korupsi. Gagasan yang disampaikannya di Singapura tersebut tidak diterapkan di tanah air.
“Pak Jokowi melakukan langkah-langkah yang kongkret termasuk didukung parpolnya. kami melakukan pemecatan bagi mereka yang terkena status korupsi. Partai Gerindra kan terbanyak caleg yang kena status hukum, kena status korupsi,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Gerindra Nizar Zahro mengatakan bahwa Partai Gerindra sangat serius dalam pemberantasan korupsi.
Nizar mengklaim pihaknya selalu melakukan pengawasan internal di partainya, dan juga berada di baris paling depan yang menolak pada setiap upaya pelemahan-pelemahan pada Komisi Pemberantasan Korupsi.
“Bisa kita lihat sampai detik ini gak ada kader Gerindra di Senayan yang berurusan dengan KPK. Karena kota komitmen untuk menjaga integritas kader,” ujarnya kepada wartawan, Kamis.