Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Dilema, Pilih Strategi Dagang atau Sukseskan KTT dengan Korut

Presiden AS Donald Trump mundur dari pengenaan tarif sebesar miliaran dolar AS terhadap produk impor dari China. Pasalnya, Gedung Putih kini berdilema memilih strategi dagang atau keberhasilan perundingan dengan Korea Utara (Korut).
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./REUTERS-Jonathan Ernst
Presiden Amerika Serikat Donald Trump./REUTERS-Jonathan Ernst

Kabar24.com, JAKARTA – Presiden AS Donald Trump mundur dari pengenaan tarif sebesar miliaran dolar AS terhadap produk impor dari China. Pasalnya, Gedung Putih kini berdilema memilih strategi dagang atau keberhasilan perundingan dengan Korea Utara (Korut).

Hal itu disampaikan oleh sumber yang tidak ingin disebutkan identitasnya. Selain itu, Trump juga menyerah atas tekanan dari negara-negara Republikan.

Sejauh ini, negara-negara bagian yang bergerak di sektor agrikultur itu khawatir dengan tarif retaliasi China yang menargetkan produk agrikultur AS.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengumumkan pada Senin (21/5/2018), rencana Pemerintahan Trump untuk melempar tarif telah ditunda.

 Trump lewat akun Twitter-nyajuga menyampaikan bahwa China telah setuju untuk menambah impor produk energi dan agrikultur dari AS dalam jumlah yang belum ditentukan.

Adapun beberapa pendukungnya yang dipimpin oleh Mantan Kepala Strategi Steven Bannon memandang kesepakatan itu sebagai bentuk ‘mengalah’ dari AS.

Kesepakatan itu setidaknya menunda perang dagang antara dua negara ekonomi terbesar. Beberapa bulan belakangan ini, pasar keuangan telah dibuat bingung oleh tensi perang dagang tersebut.

Di sisi lain, kekhawatiran AS terkait praktik ekonomi China masih belum terselesaikan, di antaranya masalah akuisisi teknologi AS, rencana China untuk mensubsidi pertumbuhan industri domestik (kecerdasan buatan dan energi bersih), serta akses perusahaan AS di pasar China.

“[Trump] telah mengubah dinamika terkait China, tapi hanya dalam satu minggu Menteri Mnuchin menghapusnya,” kata Bannon menyalahkan Mnuchin, seperti dikutip Bloomberg, Selasa (22/5/2018).

Dia menambahkan, Mnuchin salah membaca situasi geopolitik, militer, dan sejarah. Bannon menekankan, apa yang telah diupayakan Trump belakangan padahal telah berhasil membuat China terpojok.

Sementara itu, beberapa pejabat Gedung Putih menyalahkan rendahnya koordinasi di antara faksi-faksi di dalam tim ekonomi Trump untuk kesepakatan kemarin.

“Yaitu di dalam Pemerintah, divisi terpecah antara pendukung perdagangan bebas, seperti Menkeu Mnuchin dan Penasihat Ekonomi AS Larry Kudlow, dengan mata-elang China yang dipimpin oleh Penasihat Perdagangan Gedung Putih Peter Navvaro,” kata sumber yang mengikuti jalannya diskusi.

Di dalam perjalanannya ke Beijing pada awal pekan ini, Navarro dan Mnuchin berdebat mengenai posisi negosiasi AS. Adapun di dalam negosiasi dengan PM China Liu He pekan lalu di Washington, Navarro tidak diikutsertakan.

Kurangnya sinergi antara dua divisi tersebut pun tampak dari langkah-langkah yang diambil Trump terhadap ZTE Corp.

Pada April, Kementerian Perdagangan telah mengeluarkan moratorium yang melarang ZTE Corp. mendapatkan suplai dari perusahaan AS. Pasalnya ZTE Corp. melanggar sanksi AS dengan menjual produknya ke Iran dan Korut.

Namun, kini Trump menarik kembali langkah itu lewat cuitannya di Twitter. Trump beralasan, moratorium itu dapat menghilangkan banyak lapangan kerja di China.

The Wall Street Journal melaporkan, China dan AS telah sepakat dalam ‘kerangka garis besar’ untuk moratorium 7 tahun tersebut.

“China mendorong-dorong presiden, dan dia [Trump] tampak menerimanya,” kata Senator New York Chuck Schumer.

Dia menekankan, untuk memenangkan konsesi dengan China adalah dengan tetap kuat, tidak menggertak dan melangkah mundur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dwi Nicken Tari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper