Kabar24.com, JAKARTA - Korea Utara (Korut) untuk pertama kalinya menyatakan bersedia melakukan pertemuan dengan Amerika Serikat (AS) terkait rencana penghentian pengembangan senjata nuklir (denuklirisasi).
Staf dari AS dan Korut telah melakukan pertemuan tertutup di Pyongyang sebagimana dikutip Reuters, Senin (9/4/2018).
Sumber Reuters di pemerintahan AS menolak memberi kabar perihal pertemuan staf AS dan Korut mengenai tempat dan waktunya. Akan tetapi dikatakan bahwa pertemuan itu berlangsung beberapa kali lewat kontak langsung.
"AS bisa mengonfirmasi bahwa Kim Jong-un akan bersedia mendiskusikan denuklirassi di semenanjung Korea," ujar sumber kedua Reuters.
Dalam pertemuan itu pihak Korut menyampaikan keinginan langsung agar pemimpin mereka, Kim Jong-un bertemu Presiden AS Donald Trump. Akan tetapi belum ada konfirmasi resmi baik dari AS maupun Korut, namun berdasarkan keterangan sumber Reuters pertemuan itu akan dilakukan pada Mei mendatang.
Sebelumnya pernyataan mengejutkan datang dari Korut bahwanegara komunis itu ingin melucuti senjata nuklirnya, dengan syarat keamanan negaranya terjamin. Hal itu disampaikan oleh delegasi Korea Selatan (Korsel) yang bertemu dengan pejabat Korut, termasuk pemimpin Kim Jong Un, pada Senin (5/4/2018).
Baca Juga
"Korut punya keinginan yang jelas yaitu pelucutan senjata nuklir di Semenanjung Korea," kata Kepala Penasihat Keamanan Korsel, Chung Eui Yong, kepada Presiden Moon Jae In.
Dia menambahkan, tidak ada alasan untuk memiliki senjata nuklir bagi Korut jika negaranya sudah terjamin keamanannya.
"Tidak ada alasan untuk memiliki (program) nuklir jika ancaman terhadap militer dihapus dan keamanan negaranya terjamin," kata Chung.
Seperti diketahui, 10 anggota delegasi Korut bertemu dengan pejabat Korsel selama empat jam. Delegasi Korsel mengirim surat dari Presiden Moon mengenai rencana pertemuan tingkat tinggi antara Kim Jong-unn dan Moon.
Ajakan itu ditanggapi positif oleh Kim dan akan segera menyusun rencana itu.
Kim Jong-un juga mengutarakan keinginan kuatnya untuk segera memajukan hubungan antar-Korea. Tak hanya itu, kepada delegasi Korsel, Kim mengaku ingin menulis sebuah sejarah baru penyatuan kembali kedua Korea.