Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Awasi Risiko Perang Dagang AS-China

Pejabat bank sentral Amerika Serikat mengatakan mereka ingin melihat rincian lebih lanjut tentang kebijakan tarif perdagangan baru sebelum memberikan respon.
the Federal Reserve di Washington D.C./Ilustrasi-en.wikipedia.org
the Federal Reserve di Washington D.C./Ilustrasi-en.wikipedia.org

Kabar24.com, AUSTIN -- Pejabat bank sentral Amerika Serikat mengatakan mereka ingin melihat rincian lebih lanjut tentang kebijakan tarif perdagangan baru, sebelum memberikan respon.

Pemerintahan Trump pada Kamis lalu mengumumkan rencana untuk menaikkan tarif impor China hingga US$60 miliar.

Meskipun implementasinya masih harus menunggu 30 hari masa pengkajian, China tak tinggal diam dan memberikan "serangan" balasan.

Dilansir melalui Reuters, penetapan tarif baru ini menyulitkan The Fed yang ditugaskan untuk mendorong stabilitas harga dan peningkatan kesempatan kerja di AS.

Tarif baru yang diterapkan tentunya berdampak pada kenaikan harga bagi konsumen AS, sedangkan tarif yang dikenakan oleh negara lain dapat merugikan eksportir AS.

Robert Kaplan, Dallas Federal Reserve Bank President, mengatakan ancaman tarif baru-baru ini mungkin lebih kepada teknik negosiasi antar kedua negara ketimbang implementasi kebijakan yang sesungguhnya.

"Saya khawatir terkait isu tersebut. Saya akan menanggapinya dengan sabar. Dari sudut pandang kebijakan The Fed, mari kita lihat bagaimana isu ini akan terselesaikan," katanya.

Presiden Federal Reserve Bank Atlanta, Raphael Bostic mengatakan, perubahan pada kenaikan tarif AS dampaknya tidak seluas yang diperkirakan semula.

"Jangan bereaksi terlalu dini, ini baru langkah awal. Tunggu dan perhatikan bagaimana kebijakan ini akan diterapkan," ujarnya di Knoxville Economic Forum.

Dia juga menyebutkan bahwa tarif baja dan alumunium yang dikenakan oleh pemerintahan Trump justru sedang diterapkan pada negara-negara yang lebih kecil.

Kepala The Fed yang baru-baru ini menjabat, Jerome Powell, mengatakan pada hari Rabu setelah keputusan untuk menaikkan suku bunga, bahwa kontak bisnis bank sentral telah menyatakan keprihatinan atas ketegangan perdagangan antara AS dengan negara lain.

Meski demikian, para pembuat kebijakan The Fed masih belum mengubah pandangan mereka tentang prospek ekonomi berdasarkan risiko perdagangan.

The Fed telah perlahan menaikkan suku bunga sejak 2015 dan pembuat kebijakan itu pada hari Rabu mengisyaratkan bahwa mereka akan menaikkan suku bunga dua kali tahun ini.

Kaplan dan Bostic masing-masing bahkan mengatakan kenaikan dipastikan akan terjadi sebanyak tiga kali.

Minneapolis Fed President Neel Kashkari, bank sentral tidak dapat mengenyampingkan risiko perang dagang antara AS dengan negara lain.

"Situasi terburuk yang mungkin terjadi adalah perang dagang yang dapat memicu krisis kepercayaan dalam ekonomi global," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nirmala Aninda
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper