Kabar24.com, JAKARTA - Pengamat politik Heri Budianto berpendapat jika Pilpres 2019 tetap menghadapkan dua pasangan calon, maka peluang Presiden Jokowi untuk menjabat dua periode sangat besar.
Menurut Heri, idealnya ada tiga pasangan calon, termasuk calon petahana Presiden Jokowi sendiri seperti Pilkada DKI Jakarta tahun lalu. Dengan demikian masyarakat punya lebih banyak pilihan dan demokrasi terasa lebih hidup.
"Jika partai-partai ingin Jokowi berdebar, maka harus dipaksa bertarung dengan tiga pasang calon presiden," ujar Direktur Polcom tersebut.
Heri menyebut bahwa situasi politik ini harus dikaji betul oleh parpol. Dia mengatakan dalam kondisi saat ini, Jokowi berada dalam posisi sangat diuntungkan, bukan hanya sekadar elektabilitas paling tinggi, namun mindset parpol saat ini lebih mengincar calon wapres.
“Pertarungan parpol sekarang lebih pada posisi wapres, namun Pak Jokowi akan memilih satu cawapres pada akhirnya," ujarnya.
Dukungan PDIP sebagai partai ke-8 yang mengusung Jokowi sebagai calon presiden maka hanya tersisa lima partai politik yang belum menyatakan mendukung capres. Kelima partai tersebut adalah Partai Gerindra, PKS, PAN, PKB, Partai Demokrat.
Baca Juga
Heri berpendapat, melihat komposisi parpol tersebut, maka Partai Gerindra dan PKS akan kembali mengusung kembali Prabowo Subianto sebagai capres. Dengan sisa tiga partai, yakni PKB, PAN dan Partai Demokrat, kemungkinan ketiganya akan mengusung capres sendiri.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menyatakan kemungkinan pertarungan ulangan antara Jokowi dan Prabowo Subianto di Pilpres 2019 terbuka lebar. Meski ada calon lain bermunculan, Qodari melihat Prabowo adalah lawan yang patut diperhitungkan oleh Jokowi.
"Lawan terberat Jokowi tetap Pak Prabowo," kata Qodari.
Dia menambahkan bahwa Pemilu 2019 berbeda karena digelar secara serentak. Dengan demikian, faktor tokoh menjadi memiliki pengaruh yang besar pada partai.