Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Puti Soekarno & Tugas Elektoralnya

Gosip miring yang menerpa Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memberi tuah bagi Puti Guntur Soekarno. Azwar Anas yang awalnya didaulat menjadi calon wakil gubernur bagi Saifullah Yusuf memilih mundur setelah foto dirinya banyak beredar.
Bakal calon Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (kanan)-Puti Guntur Soekarno (kedua kiri) mengepalkan tangan saat mendaftar di Kantor PDI Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (10/1)./ANTARA-Zabur Karuru
Bakal calon Gubernur-Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (kanan)-Puti Guntur Soekarno (kedua kiri) mengepalkan tangan saat mendaftar di Kantor PDI Jawa Timur, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (10/1)./ANTARA-Zabur Karuru

Kabar24.com, JAKARTA — Gosip miring yang menerpa Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas memberi tuah bagi Puti Guntur Soekarno. Azwar Anas yang awalnya didaulat menjadi calon wakil gubernur bagi Saifullah Yusuf memilih mundur setelah foto dirinya banyak beredar.

Koalisi PDI Perjuangan dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di pemilihan gubernur Jawa Timur itu akhirnya harus mengusung ulang pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur. Detik-detik jelang penutupan pendaftaran, akhirnya sosok Puti Guntur yang disodorkan.

Munculnya nama Puti Guntur memang mengejutkan. Anak dari Guntur Soekarno—putra pertama Proklamator Soekarno— lahir di Jakarta pada 26 Juni 1971.

Awalnya Puti berniat maju menjadi calon gubernur Jawa Barat. Bahkan, dirinya sempat ikut proses penjaringan di PDIP Jabar untuk bisa meraih tiket sebagai cagub. Sebagai anggota DPR dari daerah pemilihan Jabar, tentu Puti merasa lebih dekat dengan daerah pilihannya dan mengenal wilayah Jabar.

Tugas PDI Perjuangan kepada Puti sebagai pendaping Gus Ipul—panggilan Saifullah Yusuf— sudah ditangan dan tak mungkin ditolak lagi. Keduanya pun sudah mendaftar sebagai bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur di KPUD Provinsi Jawa Timur.

Pertanyaannya, seberapa kuat sosok Puti menjadi pendongkrak suara untuk menandingi pasangan Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak?

Jika dilihat dari latar belakangnya sebagai trah Soekarno, tentu Puti diharapkan mampu mendulang suara dari pemilih yang memiliki basis kedekatan dengan PDIP dan pengagum Soekarno. Bagaimanapun, Jatim dalam sejarahnya dikenal sebagai kandang banteng kendati pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 perolehan suara PDIP di bawah PKB.

Selain soal historis, Puti juga diharapkan mampu menggaet suara pemilih perempuan. Kuatnya dukungan kaum perempuan, terutama Nahdliyin kepada Khofifah memang harus diimbangi dengan ketokohan yang sama.

Persoalannya, Puti memang tidak memiliki akar kuat di Jatim kecuali berlatar belakang keluarga Soekarno. Beda dengan Khofifah yang memiliki basis pemilih yang mengakar.

Satu lagi tugas elektoral Puti adalah mencuri hati pemilih muda. Keberadaan Emil Dardak yang usianya baru 33 tahun di kubu Khofifah memang berpotensi membawa suara pemilih muda ke sana.

Dan tugas Puti Soekarno pula, yang usianya 46 tahun diharapkan mampu menjembatani kepentingan pemilih muda dengan pendekatan yang lebih fresh.  

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper