Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Priyo Budi Santoso: Airlangga Bukan Satu-Satunya Calon Ketua Umum Golkar

Pemilihan ketua umum baru partqai Golkar diharapkan tidak berlangsung secara aklamasi dan terpatok pada satu figur saja.
Politisi Partai Golkar Airlangga Hartanto (kanan) bersama Ketua Umum Musyawarah Kekeluargaan Gotong (MKGR) Roem Kono (kiri) menunjukkan surat pernyataan sikap politik dukungan dari organisasi sayap Partai Golkar, Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) dan organisasi Majelis Da'wah Islamiyah (MDI) Golkar di Jakarta, Kamis (30/11).
Politisi Partai Golkar Airlangga Hartanto (kanan) bersama Ketua Umum Musyawarah Kekeluargaan Gotong (MKGR) Roem Kono (kiri) menunjukkan surat pernyataan sikap politik dukungan dari organisasi sayap Partai Golkar, Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) dan organisasi Majelis Da'wah Islamiyah (MDI) Golkar di Jakarta, Kamis (30/11).

Kabar24.com, JAKARTA -- Pemilihan ketua umum baru partqai Golkar diharapkan tidak berlangsung secara aklamasi dan terpatok pada satu figur saja.

Sekretaris Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Priyo Budi Santoso menolak sistem aklamasi dalam pemilihan ketua umum partai tersebut.

Menurutnya, sistem aklamasi dalam penentuan orang nomor satu di tubuh partai berlambang pohon beringin itu tidak sehat. Pasalnya, masih banyak kader potensial yang bisa memimpin Golkar.

Dia mengakui calon Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto memang merupakan sosok yang potensial. Akan tetapi masih banyak calon potensial lainnya yang bisa memimpin partai tersebut.

"Saya akui beliau [Airlangga] memang figur yang potensial tetapi ia bukan satu-satunya tokoh yang potensial di Partai Golkar. He is not the only one dalam Partai Golkar, masih bertebaran tokoh-tokoh lain," ujar Priyo, Selasa (5/12/2017).

Menurut Priyo, pemilihan secara aklamasi diperbolehkan tetapi akan menutup kader-kader Partai Golkar potensial yang ingin maju sebagai Katua Umum. Bahkan, dia menghitung ada beberapa tokoh yang ingin maju sebagai Ketua Umum seperti Titiek Soeharto, Aziz Syamsudin, Mahyudin, dan Idrus Marham.

Selain itu, dia menilai pemilihan secara aklamasi juga dapat merusak kultur demokrasi yang telah dibangun Partai Golkar.

"Janganlah hendaknya menimbulkan seolah-olah adanya putra mahkota lalu diketok palu saja. Dikhawatirkan nanti akan merusak demokrasi yang sudah dibangun dalam tubuh Partai Golkar,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper