Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mengenal Nurtanio: Perancang Sikumbang, Pesawat Pertama Buatan Indonesia

Presiden Joko Widodo memberikan nama Nurtanio untuk pesawat N219 karya PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), yaitu Nurtanio.
Nurtanio/Wikipedia
Nurtanio/Wikipedia

Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo memberikan nama Nurtanio untuk pesawat N219 karya PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), yaitu Nurtanio.

Mengutip keterangan tertulis dari PT Dirgantara Indonesia yang diterima Tempo, Laksamana Muda Udara (Anumerta) Nurtanio Pringgoadisuryo telah merintis pembuatan pesawat terbang di tanah air sejak tahun 1946. Nurtanio dikenal sebagai salah seorang perintis berdirinya industri pesawat terbang yang bekerja di Biro Perencana Konstruksi Pesawat di lingkungan Tentara Republik Indonesia berkedudukan di Madiun yang merupakan cikal bakal lahirnya industri dirgantara di Indonesia.

Nurtanio adalah tokoh utama yang merancang Sikumbang, pesawat pertama buatan putra bangsa Indonesia. Pesawat Sikumbang didisain sebagai pesawat intai bersenjata yang dapat dioperasikan di lapangan terbang tanah atau landasan rumput sepanjang 350 meter untuk take off dan 150 meter untuk landing. Uji coba perdana pesawat Sikumbang dilaksanakan pada 1 Agustus 1954. Pesawat ini menggunakan kode registrasi X-01.

Harapannya setelah diberikan nama Nurtanio oleh Presiden Joko Widodo seluruh proses sertifikasi pesawat N219 dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat menjadi solusi distribusi logistik nasional untuk mendukung program jembatan udara logistik nasional.

Pesawat terbang N219 yang secara khusus dirancang untuk daerah pegunungan Papua diharapkan dapat mendukung program Jembatan Udara karena dapat menjangkau daerah dengan kondisi georafis berbukit-bukit dengan landasan pendek dan tidak dipersiapkan.

“Pesawat N219 akan menggerakkan aktivitas masyarakat di wilayah Papua, aktivitas perekonomian dan mobilisasi warga diharapkan dapat berjalan dengan lancar”, kata Elfien Goentoro, Direktur Utama PT DI, Jumat, 10 November 2017.

Adapun PT DI, menilik sejarahnya tak dapat dipisahkan dari TNI AU. Pada 1946, didirikan Biro Perencana Konstruksi Pesawat di lingkungan Tentara Republik Indonesia yang berkedudukan di Madiun, dan kemudian dipindahkan ke Andir (sekarang Bandara Husein Sastranegara) di Bandung. Hasil rancangannya antara lain pesawat layang jenis Zogling, Nurtanio, Wiweko Glider (NWG) dan pada tahun 1948 membuat pesawat Wiweko Experimental Light Plane (WEL X).

Tahun 1953 dibentuk suatu wadah baru yang menangani pengembangan pesawat terbang yang diberi nama Seksi Percobaan. Empat tahun kemudian, tahun 1957 diubah namanya menjadi Sub Depot Penyelidikan dibawah supervisi Komando Depot Perawatan Teknik Udara yang dipimpin oleh Nurtanio Prianggoadisurjo, seorang perwira muda kelahiran Kandangan (Kalimantan Selatan), 3 Desember 1923.

Pada tahun 1960 Sub Depot ini ditingkatkan statusnya menjadi Lembaga Persiapan Industri Penerbangan (LAPIP). Lima tahun kemudian, yaitu pada tahun 1965, berubah lagi menjadi Komando Pelaksana Persiapan Industri Pesawat Terbang (KOPELAPIP). Dan pada tahun 1966, KOPELAPIP digabung dengan PN Industri Pesawat Terbang Berdikari menjadi Lembaga Industri Penerbangan Nurtanio (LIPNUR). Pesawat-pesawat hasil produksi LIPNUR antara lain Sikumbang, Belalang 85/90, Kunang, Super Kunang, Gelatik/PZL Wilga dan LT 200.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Tempo.co

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper