Kabar24.com, JAKARTA - Pemimpin wilayah Catalonia mulai menyiapkan deklarasi kemerdekaan secara sepihak dari Spanyol setelah para pemilih mengabaikan tindakan tegas aparat kepolisian saat referendum digelar.
SIMAK : Semestinya Setya Novanto Keluar RS Kemarin?
Menurut para pejabat wilayah itu, 90% dari warganya memilih untuk memisahkan diri dari Spanyol.
Meski polisi Spanyol menggunakan peluru karet dan pentungan untuk membubarkan kegiatan referendum yang dianggap tidak sah, pemerintah Catalonia menyatakan sebanyak 2,26 juta telah memasukkan suara mereka, atau kurang lebih sebanyak 42%.
Komentar pemimpin Catalonia Carles Puigdemont dibalas oleh pidato televisi PM Spanyol Mariano Rajoy yang menolak kemerdekaan dengan menuduh kelompok separatis telah melakukan “pemaksaan kehendak.”
Dia menawarkan perundingan yang melibatkan semua pihak demi masa depan negara. Para pejabat Catalonia mengatakan lebih dari 800 orang cidera akibat bentrokan terjadi dengan aparat keamanan ketika referendum digelar.
BACA : 4 Alasan Catalonia Ingin Memisahkan Diri dari Spanyol
Baca Juga
Kejadian itu membuat negara itu terjebak dalam krisis konstitusional paling parah dalam beberapa dekade terakhir serta kian memanasnya hubungan antara Madrid dan Barcelona.
“Pada hari yang menentukan ini, warga Catalonia telah menggunakn hak mereka untuk merdeka dalam sebuah negara berbentuk republik,” ujar Puigdemont dalam pidato di televisi.
Menurutnya dalam beberapa hari ke depan pihaknya akan mengirim hasil referendum ke parlemen sebagai wadah kedaulatan tertinggi dari rakyat. Parlemen akan akan mengambil sikap sesuai hasil referendum, ujarnya sebagaimana dikutip Reuters, Senin (2/10/2017).