Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Iran Sukses Uji Coba Roket Peluncur Satelit

Iran berhasil menguji coba roket peluncur satelit pada Kamis (27/7/2017), beberapa hari setelah memperingatkan akan merespons sanksi baru Amerika Serikat terhadap program rudal balistik Teheran.
Bendera Iran/Reuters
Bendera Iran/Reuters

Kabar24.com, JAKARTA -- Iran berhasil menguji coba roket peluncur satelit pada Kamis (27/7/2017), beberapa hari setelah memperingatkan akan merespons sanksi baru Amerika Serikat terhadap program rudal balistik Teheran.

Laporan televisi pemerintah Iran menyebutkan bahwa roket Simorgh, yang dinamai seperti nama burung dalam mitologi Iran, mampu meluncurkan satelit 250 kilogram ke ketinggian 500 kilometer di atas Bumi.

Peluncuran tersebut menandai peresmian Pusat Antariksa Imam Khomeini, yang diambil dari nama pendiri Republik Islam Iran dan dibangun untuk meluncurkan satelit ke luar angkasa.

Stasiun televisi nasional Iran menyiarkan peluncuran roket tersebut dari Pusat Antariksa Imam Khomeini di Provinsi Semnan, Iran timur, lokasi peluncuran roket-roket sebelumnya.

Pusat Antariksa Imam Khomeini berada di "tempat sangat luas yang digunakan untuk persiapan, peluncuran, pengendalian dan pemanduan seluruh kendaraan peluncur satelit" menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Iran, yang bertugas menangani program antariksa Iran.

"Kita bisa melakukannya," demikian isi slogan yang tertulis pada roket itu.

Negara-negara Barat menuduh Iran mengembangkan teknologi peluncuran rudal balistik jarak jauh dengan hulu ledak konvensional atau nuklir meski Teheran membantah keras tudingan itu dan mengatakan program antariksanya semata ditujukan untuk tujuan damai.

Empat peluncuran satelit Iran lain, yang diproduksi di negeri itu, sejak 2009 memicu kecaman Barat.

Beberapa jam setelah pengukuman terkini Iran, Amerika Serikat menyebut peluncuran itu sebagai tindakan yang mengacaukan stabilitas regional dan kelihatannya melanggar resolusi Dewan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Kami menganggapnya sebagai kelanjutan pengembangan rudal," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert. "Kami menganggap ini sebagai tindakan provokatif," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper