Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Korupsi Korporasi Marak di Negara Dunia Ketiga

Sejalan dengan perkembangan zaman, praktik-praktik korupsi di dunia semakin berkembang. Tidak hanya melibatkan pejabat-pejabat, tetapi juga sudah lintas negara.
Koruptor/Ilustrasi
Koruptor/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Sejalan dengan perkembangan zaman, praktik-praktik korupsi di dunia semakin berkembang. Tidak hanya melibatkan pejabat-pejabat, tetapi juga sudah lintas negara.

Mantan Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi Chandra M. Hamzah mengatakan, praktik korupsi kini diklasifikasikan ke tiga tipe.

Pertama, korupsi multnasional. Korupsi tipe ini biasa dilakukan perusahaan-perusahaan multinasional yang melakukan suap kepada pemerintah. Menariknya, ujar Chandra, perusahaan-perusahaan tersebut menjalani suapnya di negara ketiga bukan negara-negara maju.

"Pejabat-pejabat pemerintah disuap, mereka ingin eksis dan mendapat untung di negara tersebut," ujarnya, Sabtu (15/4/2017).

Kedua, korupsi institusional. Chandra menuturkan korupsi jenis ini melembaga dengan aktor-aktornya para politikus atau pejabat-pejabat pemerintahan. Mereka memanfaatkan kekuasaannya untuk bersama-sama mencuri uang rakyat. Sedangkan cara kerjanya sangat sistematis, masif, dan terstruktur.

"Ketiga, korupsi individual. Korupsi ini biasanya dilakukan secara perorangan. Contoh nyatanya adalah pungli-pungli [pungutan liar] di layanan publik," tuturnya.

Chandra menyayangkan pemberantasan korupsi di Indonesia belum menyentuh pada persoalan korupsi individual seperti pungli di layanan publik. Meski nilai korupsinya tidak seberapa, tetapi pungli layanan publik sangat meresahkan masyarakat.

"Sebenarnya di negara seperti Amerika Serikat ada korupsi, tetapi di layanan publiknya mereka sangat jarang sekali," tuturnya.

Satu-satunya cara untuk memberantas korupsi, tambah Chandra, adalah dengan menegakkan hukum. Dia menilai bila hukum tidak ditegakkan, maka berapa banyak uang rakyat yang lenyap begitu saja tak berbekas digasak para koruptor.

"Uang-uang dari daerah ditarik ke pusat. Jika dikorupsi, maka daerah tinggal ampasnya saja," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dika Irawan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper