Kabar24.com, JAYAPURa - Guru atau pengajar adalah profesi dengan tantangan tinggi. Selintas bukan pekerjaan yang sulit, tapi saat dijalankan tak semua orang bisa melakukannya. Apalagi jika guru harus mengajar di daerah dekat pedalaman.
Tantangan seperti itu salah satunya harus dihadapi para pengajar di Kota Jayapura, Papua.
Pimpinan Sekolah Menengah Atas Persatuan Guru Republik Indonesia (SMA PGRI) di Kota Jayapura menyatakan sejumlah siswa di sekolah tersebut tidak bisa membaca dan menggunakan komputer.
Kepala SMA PGRI Kota Jayapura Janet Berotabui di Jayapura, Jumat (17/3/2017), mengatakan banyak siswa di sekolahnya tidak bisa membaca.
Semenjak masuk sekolah, kata dia, para guru di sekolah itu berupaya untuk mengajarkan mereka untuk mengeja huruf.
"Kebanyakan siswa yang tidak bisa membaca ini dari wilayah pedalaman Papua, kami tetap berupaya untuk mengajar dan mendidik mereka," ujarnya.
Baca Juga
Janet tidak menyebutkan jumlah total siswa yang tidak bisa membaca dan tidak bisa menggunakan komputer. Menurut dia, siswa di sekolah tersebut mayoritas asli Papua.
"Selain tidak bisa membaca, siswa kami juga tidak bisa menggunakan komputer, pegang mouse komputer saja mungkin tangan gemetar," ujarnya.
Dia mengatakan para siswa tidak bisa menggunakan komputer karena hingga kini sekolahnya belum memiliki laboratorium komputer.
"Kami belum punya laboratorium komputer, fasilitas berupa komputer juga tidak ada," ujarnya.
Hingga kini, kata dia, pihaknya masih berupaya untuk melobi bantuan komputer ke sejumlah instansi terkait pendidikan termasuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura.
"Kami sudah ajukan sejumlah proposal terkait permintaan laboratorium komputer ke pimpinan Yayasan PGRI dan juga ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura, tapi sampai sekarang belum ditanggapi," ujarnya.