Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Program Deradikalisasi Perlu Evaluasi Berkesinambungan

Pihak kepolisian akan terus mengevaluasi program post release, khususnya program deradikalisasi bagi para mantan narapidana tindak pidana terorisme.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar memberikan keterangan pers terkait peristiwa teror Bandung di Mabes Polri, Jakarta, Senin (27/2)./Antara-Sigid Kurniawan
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar memberikan keterangan pers terkait peristiwa teror Bandung di Mabes Polri, Jakarta, Senin (27/2)./Antara-Sigid Kurniawan

Kabar24.com,JAKARTA- Pihak kepolisian akan terus mengevaluasi program post release, khususnya program deradikalisasi bagi para mantan narapidana tindak pidana terorisme.

Kadiv Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar menyebutkan program post release ini terjalin atas kerja sama dengan pemegang kepentingan (stakeholder) lainnya agar para mantan narapidana bisa kembali beraktivitas secara normal di tengah-tengah masyarakat dan jauh dari kegiatan aksi teror.

"Programnya bisa dievaluasi terus. Program deradikalisasi juga bisa dicari format yang terbaik dan masukan masyarakat jadi bagian penting yang harus kita cermati. Yang penting, program itu efektif agar mereka yang pernah tergabung kelompok teror bisa efektif [berbaur di masyarakat]. Jadi wajar kalau ada evaluasi," kata Boy, Rabu (1/3/2017).

Menurutnya, evaluasi ini menjadi penting seiring dengan bervariasinya tantangan radikalisme yang dihadapi serta tingginya dinamika dan pengaruh terhadap pihak yang direkrut  sehingga mengembalikan seorang mantan narapidana kasus terorisme ke masyarakat dengan kehidupan normal tidaklah mudah.

Hal ini, menurut Boy, memerlukan perjuangan dan variasi progran dan yang terpenting isi program bisa menyentuh hati mereka.

Pasalnya, tujuan program ini adalah untuk mengurangi pemikiran radikal atau merubah mindset sehingga para mantan narapidanan ini bisa secara sadar mengakui bahwa tindakan mereka merupakan hal yang keliru.


Selain mengubah pemikiran, ada sejumlah aspek penting lainnya yang juga harus diperhatikan seperti pemenuhan kebutuhan, pengakuan, dan status guna mencegah mereka kembali ke kegiatan berbau terorisme.

"Ini harus dipikirkan karena kalau mereka lepas tanpa kendali, akan kembali ke asalnya. Dia anggap apa yang dikatakan adalah benar. Lebih baik dia lakukan pikirannya karena tak ada wadah dan tempat yang membuat dia berubah. Karena ada resistensi dari lingkungan,"jelas Boy dalam kesempatan berbeda.

Dia berharap, masyarakat bisa menjadi bagian dari program ini dengan mempersempit ruang gerak kelompok-kelompok jaringan teror baru. Menurutnya, kelompok-kelompok ini bersikap seolah-olahmereka berjuang untuk agama tetapi pada kenyataannya mereka melakukan tindakan kekersan dengan semangat permusuhan dan menyakiti.


"Kita cukup berhasil, seperti Nasir Abbas mereka yang aktif sekarang melakukan upaya kampanye anti teror. seperti Ali Imran juga. Jadi, ini yang harus kita lakukan. Harus berupaya terus semaksimal mungkin agar mereka tidak kembali ke aktivitas lamanya," jelas Boy dalam kesempatan berbeda.


Hal ini diungkapkan Boy terkait dengan aksi bom panci yang baru-baru ini terjadi di wilayah Cicendo, Bandung. Seperti diketahui, Yayat alias Abu salam merupakan mantan narapidanan yang sebelumnya juga pernah terlibat terorisme. yayat disebut pernah mengikuti pelatihan militer di Aceh.

Yayat juga diketahui berperan sebagi penyedia logistik serta dalam penyiapan senjata api dan peluru untuk kelompok teroris yang mengadakan pelatihan militer tersebut.

Atas perbuatannya ini, Yayat menerima vonis hukuman tiga tahun pada 2012. Namun, Dia mendapat keringanan hukuman dan akhirnya bebas pada 2014 lalu. Sangat disayangkan, Yayat kemabli melakukan aksi teror yang berujung pada kematiannya.

"Tentu ini sesuatu yang kita sayangkan karena harusnya yang bersangkutan tidak lagi melakukan itu setelah menjalani masa hukuman," pungkas Boy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper