Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Muhibah Mewah Raja Arab

Pemerintah bersiap menyambut 1.500 orang delegasi Arab Saudi pimpinan Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saud awal Maret mendatang. Bagi Indonesia, inilah kunjungan kenegaraan terbesar dalam sejarah republik.
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berjalan bersama Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud (kedua kanan) setibanya di Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Kerajaan Arab Saudi, Jumat (11/9) malam./Antara
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) berjalan bersama Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud (kedua kanan) setibanya di Bandar Udara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, Kerajaan Arab Saudi, Jumat (11/9) malam./Antara

Bisnis.com, JAKARTA -  Pemerintah bersiap menyambut 1.500 orang delegasi Arab Saudi pimpinan Raja Salman bin Abdul Aziz Al-Saud awal Maret mendatang. Bagi Indonesia, inilah kunjungan kenegaraan terbesar dalam sejarah republik.

 

Namun, bagi Raja Salman, iringan ribuan orang dalam lawatannya ke luar negeri adalah hal yang biasa. Harta, dan juga usia, memang bukan masalah bagi Raja Arab Saudi ke-7 ini. Pada umurnya yang sudah menginjak 81 tahun, Sang Raja masih gemar melancong ke berbagai belahan dunia.

 

Pada Agustus 2015, Raja Salman memboyong 1.000 orang terdekatnya ke Prancis selatan untuk berlibur. Rombongan Kerajaan itu menikmati Pantai Riviera, Vallauris, selama tiga minggu. Otoritas setempat bahkan sampai harus menutup pantai tersebut untuk umum demi kenyamanan Sang Raja.

 

Liburan ini sempat menuai kontroversi. Seperti dikutip dari Reuters, sekitar 15.000 penduduk lokal memprotes privatisasi pantai. Hasilnya, liburan tiga pekan Raja Salman pun harus dipangkas menjadi beberapa hari saja.

 

Berselang satu bulan kemudian, Raja Salman kembali memboyong rombongan besar untuk menemaninya bertemu Presiden Barack Obama di Washington D.C. Sebagai akomodasi, rombongan Raja menyewa  222 kamar di hotel mewah Four Season selama tiga hari. Anda tahu, tarif kamar hotel tersebut? Tidak kurang dari US$2.000 alias Rp26 juta per malam. Untuk akomodasi rombongan, Kerajaan Arab Saudi merental tidak kurang dari 500 mobil mewah.

 

Hal serupa kembali dilakukan saat menghadiri pertemuan G20 di Turki, November 2015. Sang Raja ditemani 1.000 orang dan menyewa seluruh kamar di hotel Mardan Palace, yang dikenal sebagai penginapan paling mahal di Eropa.

 

Aksi glamor Raja Salman memang ditopang oleh kekayaan yang melimpah. Forbes melansir  total kekayaan Kerajaan Arab Saudi mencapai US$1,4 triliun, khusus kekayaan milik Raja Salman setidaknya US$17 miliar.

 

------------------------------------------------------------

BACA

 

-------------------------------------------------------------

Awal tahun ini, giliran kawasan Asia yang menjadi destinasi Sang Raja. Tur keliling Asia ini akan dilakukan 31 hari nonstop. Rombongan memulai lawatannya ke negeri jiran Malaysia sebelum bertandang ke Indonesia pada 1—9 Maret mendatang. China dan Jepang menjadi destinasi selanjutnya sebelum mengakhirinya dengan menikmati jajaran pantai eksotis Maldives.

 

Kunjungan Raja Salman ke Tanah Air tidak terlepas dari lawatan Presiden Jokowi pada September 2015 silam. Kala itu, pihak Istana nampaknya terkesan dengan penyambutan tuan rumah Arab Saudi. Selain disambut langsung oleh Raja Salman di depan pintu pesawat, Jokowi juga diberikan bintang penghargaan tertinggi dari Kerajaan Saudi.

 

Sambutan ramah inilah yang rupanya hendak dibalas oleh Pemerintah Indonesia. Menurut agenda yang sudah diumumkan, Presiden Jokowi juga akan menyambut tamunya di pintu pesawat.

 

MAKNA PENTING

 

Bagi hubungan kedua negara, kunjungan Raja Salman ke Indonesia memang punya makna penting. Kunjungan terakhir penguasa Arab Saudi ke Tanah Air dilakukan oleh Raja Faisal, 47 tahun lalu ketika Indonesia dipimpin oleh Soeharto.

---------------------------------------------------------

BACA:

---------------------------------------------------------

“Kunjungan ini sangat strategis dan prestasi tersendiri karena berhasil menarik perhatian Arab Saudi,” tutur Andi Faisal Bhakti, Guru Besar Komunikasi Internasional Universitas Islam Negeri Jakarta kepada Bisnis, Jumat (24/2).

 

Seperti kunjungan-kunjungan sebelumnya, Raja Salman juga akan memboyong ribuan orang untuk menemaninya ke Indonesia. Tidak kurang dari 1.500 orang, termasuk 10 menteri dan 25 pangeran, turut ambil bagian. Apalagi kunjungan ini bukan hanya dimaksudkan sebagai lawatan resmi, tetapi juga aktivitas pelesir di Pulau Bali.

 

Ketua Bali Hotel Association (BHA) Ricky Putra menyatakan telah menyiapkan tiga hotel di Nusa Dua sebagai akomodasi rombongan raja. Kendati demikian, dia menolak mengung kapkan hotel yang dimaksud de ngan alasan keamanan.

 

Sebagai sarana transportasi, rombongan Raja Arab itu sudah menyewa sedikitnya 100 mobil Toyota Alphard.  “Sepertinya jumlah yang disewa masih akan bertambah,” tutur Ketut Ardana,  Ketua DPD Asosiasi Travel Agent (Asita) Bali kepada Bisnis, Jumat (24/2).

 

HUBUNGAN STRATEGIS

 

Kendati lebih banyak menghabiskan waktu untuk berpelesir, bukan berarti kunjungan Raja Salman kurang bermakna. Salah satu agenda penting yang akan dihadiri Raja Salman adalah peresmian kerja sama antara PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco senilai US$6 miliar dalam proyek ekspansi Kilang Cilacap.

 

Andi Faisal Bhakti menuturkan pemerintah harus bisa memanfaatkankun kunjungan Raja Salman sebaik mungkin. Jika sukses merayu raja, peluang bisnis juga akan berdatangan dari negara kawasan Timur Tengah lainnya.

 

Dalam kacamata geopolitik, kunjungan Raja Salman juga bermakna penting dalam percaturan politik global. Andi menjelaskan saat ini arus ideologi yang dibawa oleh Presiden baru Amerika Serikat Donald Trump cukup meniupkan kekhawatiran di ranah internasional. (sumber: youtube)

 

“Hubungan erat Arab Saudi-Indonesia menjadi poros penting untuk menahan pemahaman Trump yang sektarian dan cenderung rasis,” tuturnya.

 

Bagi Arab Saudi, Indonesia juga merupakan partner penting. Menurut Andi, dalam lingkup Asia Tenggara Indonesia masih dipandang sebagai pemimpin dengan jumlah penduduk, luas wilayah, dan pengaruhnya yang signifikan. Hal ini masih ditambah dengan fakta bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia.

 

Kedatangan Raja Salman memang kunjungan yang paling sensasional abad ini ke Indonesia.

Media massa sejak dari beberapa hari lalu, ramai memberitakan bagaimana rombongan

dari Arab Saudi itu menyediakan lift dan eskalator khusus, jenis pesawat, dan mobil khusus.

 

Sepertinya tidak berlebihan kalau ada perhitungan yang menyebut biaya per orang dari rombongan Raja Salman selama 9 hari rata-rata 300 juta untuk penginapan, akomodasi dan sebagainya.

 

Sebagai perbandingan, untuk sewa kamar di Four Season, Washing ton DC saja mereka harus menyewa Rp26 juta hanya untuk satu malam. Dengan mengambil hitungan rata-rata Rp300 juta per orang, berarti untuk 1.500 orang, rombongan Raja Salman ke Indonesia menghabiskan dana sekitar Rp450 miliar.

 

Dari sisi protokoler dan keamanan, sepertinya hanya kunjungan Barack Obama saat masih menjadi Presiden Amerika Serikat yang bisa menandingi muhibah Raja Salman. Obama dalam kunjungannya pada 9-10 November 2010, hanya mendatangi tiga tempat di Jakarta yakni Istana Negara, Masjid Istiqlal, dan Universitas Indonesia.

 

Sebelum Raja Salman, sejumlah pemimpin dunia sudah lebih dahulu mengunjungi Indonesia. Nama besar seperti Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, Presiden Italia Sergio Matarella, Presiden Ukraina Petro Poroshenko,  Ratu Denmark Margrethe II, hingga Ratu Belanda Maxima Zooreguieta Cerrutti tercatat telah mendatangi Jokowi di Jakarta.

 

Dua nama lain yang tidak kalah penting tentu saja kedatangan miliarder Bill Gates dan Mark Zuckerberg. Dari sisi kekayaan, dua orang ini lebih tajir ketimbang Raja Salman.  Namun, kedatangan mereka ‘tidak ada apa-apanya’ apabila dibandingkan dengan rombongan Raja Salman.

 

Tidak ada kehebohan saat Gates dan Zuckerberg menginjakkan kaki ke Jakarta. Kehidupan Jakarta berlangsung normal-normal saja. Bahkan, Presiden Jokowi mengajak founder Face book itu blusukan ke Pasar Tanah Abang.

 

Tentu saja, jangan pernah membayangkan Raja Salman akan ikut blu sukan apalagi ke Tanah Abang, meski di kawasan itu banyak keturunan Arab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper