Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Agar Tetap Bertahan, Muhammadiyah Disarankan Peka Baca Realitas Global

Perlu gerakan intelektual yang memiliki kepekaan membaca situasi nasional dan global di lingkungan Muhammadiyah agar tetap eksis dan aktual sebagai organisasi sosial keagamaan terbesar ke dua di Indonesia.
Logo Muhammadiyah
Logo Muhammadiyah

Bisnis.com, MALANG - Perlu gerakan intelektual yang memiliki kepekaan membaca situasi nasional dan global di lingkungan Muhammadiyah agar tetap eksis dan aktual sebagai organisasi sosial keagamaan terbesar kedua di Indonesia.

Koordinator Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah (JIMM) Pradana Boy ZTF mengatakan semangat awal pendirian Muhammadiyah sebagai gerakan sosial yang memihak kelompok yang terpinggirkan.

“Namun dalam perjalanannya, Muhammadiyah perlu membaca ulang arah geraknya untuk mempertajam cita-cita sosial tersebut,” ujarnya di Malang, Selasa (28/6/2016).

Sebagai organisasi sosial Islam yang peduli perubahan sosial, kata dia, maka refleksi kritis terhadap realitas sosial baru perlu dipertimbangkan dicarikan solusinya sebagai pendekatan baru dalam metode tafsir Muhammadiyah.

Berbicara Muhammadiyah secara global, organisasi sosial ini sering mendapat stigma sebagai penganut paham Wahhabi.

“Karena itulah, kalau ada gerakan terorisme di mana-mana, orang selalu menghubungkan dengan dengan Muhammadiyah,” ucap Boy yang juga Kepala Pusat Studi Islam dan Filsafat UMM itu.

Di tengah terjadinya perang ideologi, maka mengharuskan Muhammadiyah yang bergerak dalam aspek amal agar jangan melupakan aspek intelektual.

Amal pada hakikatnya adalah proses kerja intelektual melalui sebuah refleksi. “Betul KH A. Dahlan (pendiri Muhammadiyah) disebut man of action, tapi mana mungkin aksi itu dilakukan tanpa refleksi.”

Karena itulah, selain harmonisasi fikir dan zikir, juga harmonisasi antara amal dan intelektual. Muhammadiyah perlu lebih menata diri serta melakukan pembacaan untuk saat ini dan masa depan.

Untuk merespons permasalahan-permasalahan tersebut secara arif dan tepat maka diperlukan gerakan intelektual yang memiliki kepekaan membaca situasi nasional dan global.

Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhadjir Effendy menambahkan pertemuan para pemikir Muhammadiyah lewat Tadarus Pemikiran yang digelar UMM dan JIMM pada Rabu-Kamis (29-30/6/2016), bisa menghadirkan pencerahan bagi ruh gerakan organisasi sosial tersebut di masa kini dan mendatang.

Kelompok intelektual di dalam Muhammadiyah tidak boleh mati. “Kalau gerakan intelektual ini mati, apa yang dibanggakan Muhammadiyah? Kegiatan seperti harus terus dijalankan.”

Tradisi Tadarus Pemikiran kerja sama UMM dan JIMM telah berlangsung sejak 13 tahun yang lalu. Ketika awal digelar, peserta para pemikir yang relatif sangat muda karena fresh graduate.

“Saat ini, banyak di antara mereka telah meraih gelar doktor dari berbagai kampus ternama di luar negeri,” ujar Boy. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper