Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Narkoba, Tak Kenal Maka Tak Waspada

Narkoba bukan lagi hal yang awam di telinga kita. Hampir setiap hari kita mendengar dan melihat tayangan televisi yang menayangkan mengenai pelaku dan korban dari narkoba ini.
Ilustrasi-penangkapan pengedar narkotika jenis sabu/Antara-Rony Muharman
Ilustrasi-penangkapan pengedar narkotika jenis sabu/Antara-Rony Muharman

Narkoba bukan lagi hal yang awam di telinga kita. Hampir setiap hari kita mendengar dan melihat tayangan televisi yang menayangkan mengenai pelaku dan korban dari narkoba ini.

Bahkan bukan hanya di televisi dan berita-berita, kasus narkoba juga sering kita dapati di lingkungan sekitar kita. Mungkin saja di antara kerabat dan teman Anda. Lantas apa yang Anda lakukan? Sayangnya kebanyakan dari lingkungan sekitar korban narkoba enggan melaporkan ke pihak berwenang.

Entah alasan karena malu, atau melindungi kerabat dan rekan mereka dari hukuman pihak berwajib. Padahal langkah ini justru makin membuat korban narkoba makin terpuruk dan tidak bisa bangkit dari ketergantungannya. Maka, kematianpun mengancam.

Bahkan, saya pernah menemukan kasus korban pemakaian narkoba yang harus meregang nyawa karena overdosis, namun penyebab kematiannya dirahasiakan pihak keluarga.

Kurangnya kesadaran masyarakat akan bahaya narkoba ini dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya saja ketidak tahuan. Baik dari jenis narkoba itu sendiri, atau yang paling buruk ketidaktahuan akan dampak buruk mematikan dari narkoba tersebut.

Agus Mulyana Kepala Bidang rehabilitasi Badan Narkotika Nasional (BNN) Banten dalam sebuah seminar yang digelar oleh MMS pekan lalu di Serang Banten mengatakan, masyarakat perlu mengenal apa, dan bahaya narkoba sebelum bisa menyadari dampaknya pada kehidupan sekitarnya.

Menurut Agus, saat ini ada banyak jenis narkoba yang beredar di Indonesia. Setidaknya ada 251 jenis narkoba yang telah diketemukan di dunia. Dari jumlah tersebut, 38 jenis ditemukan beredar di Indonesia.

Beberapa jenis narkoba yang beredar di Indonesia yakni ganja, kokain, kokain, morfin, heroin, katinona, ekstacy, shabu, desomorfine, inhalansia atau istilahnya ngelem yang banyak dilakukan anak jalanan, goodhit, tembakau kingkong, dan lainnya. Dari jenis-jenis tersebut menurutnya jenis desomorfine atau yang biasa disebut crocodilelah yang paling berbahaya. Karena narkoba seharga 200ribuan itu membuat pemakainya mengalami pengrusakan kulit dan daging terkelupas hanya dalam empat bulan pemakaian saja.

Dia menjelaskan pada umumnya dampak dari penggunaan narkoba itu berbeda-beda. Mulai dari menekan system fungsi syaraf pusat pengguna sehingga menimbulkan efek senang, menstimulasi syaraf pusat sehingga membuat lebih bersemangat, mengaburkan system syaraf pusat sehingga menjadi susah berkonsentrasi, dan mengaburkan seluruh indera yang ada pada tubuh sehingga pemakainya akan merasa mispersepsi.

Agus menyebutkan pengguna narkoba bisa mengalami 3 jenis penyakit yakni penyakit fisik, psikis dan mental. Dari sisi fisik pengguna narkoba akan mengalami disorientasi ruang dan waktu, mengalami masalah kulit karena tidak memikirkan kebersihan kulit dan terlihat tua daripada umur sebenarnya, rusaknya gigi dan gusi, radang lambung akut rusaknya paru dan ginjal para pemakainya. Mereka yang memakai narkoba juga cenderung mengalami impotensi karena efek kandungan merusak dalam narkoba itu.

Anggota keluarga juga terutama orang tua harus bisa melihat sinyal jika kemungkinan anaknya terkena narkoba. Selain dari fisik, mereka juga bisa dilihat dari perilaku psikis yang berbeda.

Misalnya saja, kecenderungan selalu berbohong, lari dari tanggung jawab, selalu menyendiri, tidak peduli dengan norma hokum dan lingkungan sekitar, malas berlebih, mudah tersinggung, bermasalah dala komunikasi, anarkis, berlebihan dalam menghadapi permasalahan, tidak tepat waktu, dan selalu gelisah.

Kasus semacam ini, terjadi pada penelantaran anak oleh orang tuanya yang terjadi di Cibubur belum lama ini. Karena efek dari narkoba tersebut, membuat Utomo Pernomo dan istrinya membiarkan anaknya tidak terurus bahkan tidur dimanapun tanpa pengawasan yang selayaknya.

Ciri-ciri dari pengguna narkoba juga bisa dilihat dari tingkah lakunya yang berubah. Seperti pola tidur berubah, suka berbohong, menghindari bertemu keluarga, sering bepergian, menerima telepon atau didatangi orang tidak dikenal, dan membelanjakan uang secara tidak wajar. J

ika Anda melihat perubahan tersebut pada anak atau kerabat dan teman, sebaiknya mulai mengantisipasinya dengan cara pendekatan dan merangkulnya agar dia tidak terjerumus terlalu jauh.

Agus juga mengatakan ada cara yang mudah mengenali pengguna narkoba secara sekilas seperti berikut ini:

  1. Jalan sempoyongan
  2. Sering mengantuk
  3. Apatis
  4. Kebersihan dan kesehatan tidak terawatt
  5. Banyak bekas suntikan atau sayatan di tubuhnya
  6. Ditemukan alat bantu penggunaan

Jika tanda-tanda tersebut ditemukan dan tidak ada kemajuan dari usaha keluarga untuk memperbaikinya, maka sebaiknya pengguna dibawa ke rehabilitasi seperti lembaga BNN. Umumnya, pengguna akan menjalani rehabilitasi selama 12 minggu.

Dimana 2 minggu pertama untuk detoksifikasi, 8 minggu terapi penyembuhan, dan 2 minggu terakhir pasca rehab termasuk juga persiapan dia menghadapi lingkungan luar kembali. Rehabilitasi di BNN juga tidak dikenakan biaya atau gratis.

Untuk mencegah agar anak atau keluarga terkena narkoba, memang harus dimulai dari rumah. Dengan memberikan pendidikan dan pemahaman yang kuat secara agama, dan juga norma hokum serta susila yang berlaku di masyarakat.

 

 




 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper