Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

RESESI RUSIA: Pertumbuhan Industri Jasa Akhirnya Terkoreksi

Industri jasa Rusia dari perbankan hingga penyedia telekomunikasi secara mengejutkan turun untuk yang pertama kalinya sejak Maret. Menandakan konsumen tertekan karena ekonomi memasuki resesi untuk yang pertama kalinya dalam enam tahun.
Presiden Rusia Vladimir Putin/Reuters
Presiden Rusia Vladimir Putin/Reuters

Bisnis.com, MOSKOW—Industri jasa Rusia dari perbankan hingga penyedia telekomunikasi secara mengejutkan turun untuk yang pertama kalinya sejak Maret. Menandakan konsumen tertekan karena ekonomi memasuki resesi untuk yang pertama kalinya dalam enam tahun.

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh HSBC Holding Plc dan Markit Economics, indeks manufaktur (purchasing manager’s Index/PMI) anjlok menjadi 49,5 pada Juni dari 52,8 pada bulan sebelumnya.

Sementara median estimasi dari enam ekonom yang disurvei oleh Bloomberg memperkirakan PMI akan berada di 50,8. Posisi indeks yang berada di bawah 50 menandakan terjadi kontraksi.

Jatuhnya harga minyak dan sanksi yang diberikan oleh Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) atas krisis yang terjadi di Ukraina membuat konsumsi Rusia terpangkas.

Upah yang disesuaikan dengan inflasi telah turun hingga yang terdalam sejak 1999 akibat anjloknya nilai ruble pada tahun lalu dan naiknya inflasi hingga ke level tertinggi dalam 13 tahun.

Berdasarkan estimasi pemerintah, penjualan ritel selama lima bulan berturut-turut pada Mei tahun ini akan turun. Adapun ekonomi akan berkontraksi 2,8% pada akhir tahun.

“Data PMI Rusia terus gagal tumbuh. Aktivitas bisnis dari perusahaan listing hingga private pada Juni sedikit turun,” kata Ekonom Senior Markit Paul Smith. Jumat, (3/7/2015). Dia menambahkan, kapasitas cadangan masih tetap ada. Hanya saja pekerjaan terus terpangkas.

Menurut Wakil Menteri Keuangan Rusia Maxim Oreshkin, pengangguran yang mengalami penurunan pada Mei menjadi 5,6% kemungkinan akan naik menjadi 6% pada 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yudi Supriyanto
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper