Kabar24.com, JAKARTA-- Presiden Joko Widodo menunjuk Lenis Kogoya, seorang putera Papua sekaligus Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Papua, menjadi Staf Khusus Presiden.
SIMAK: STIE ADHY NIAGA DIBEKUKAN: Alumni Tempuh Jalur Hukum
Setelah diskusi perdana dengan Jokowi, Lenis menuturkan, pelantikan dirinya telah pada 5 Mei 2015. Menurutnya, putera Papua diangkat menjadi Staf Khusus Presiden merupakan sejarah baru di Indonesia.
SIMAK: PUTERA JOKOWI MENIKAH: Prabowo & Ketum Parpol Diundang
"Mungkin baru kali ini, sejarah baru, orang gunung pedalaman bisa masuk di Istana," kata Lenis di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (4/6/2015).
Sebagai Staf Khusus Presiden, Lenis tak hanya menangani Papua, tetapi seluruh Indonesia. Namun, Papua akan diprioritaskan lantaran relatif tertinggal dari sisi pembangunan masyarakat dan infrastrukturnya.
SIMAK: ARTIS TERLIBAT PROSTITUSI: Mucikari Sebut Anggota DPR Pelanggan
Lenin yang merupakan Kepala LMA Papua juga akan memperjuangkan adat di seluruh Indonesia. Adat dinilai sebagai fondasi pembangunan negara.
"Dalam waktu dekat masyarakat adat dari Sabang sampai Merauke akan kami panggil untuk musyawarah bagaimana membangun negeri dengan adat," ujarnya.
Sesuai semangat Presiden, Lenis akan sering terjun ke lapangan untuk meninjau perkembangan pembangunan yang diinstruksikan Presiden. Salah satunya di bidang sosial-politik, yakni terkait menuntaskan rekonsiliasi negara dengan tahanan politik di Papua.
Dengan masuknya putera Papua di Istana, Lenis optimistis anggapan bahwa negara menyisihkan masyarakat Papua akan terkikis. Pada akhirnya, gerakan separatis juga dapat diredam.
"Kita akan bangun Indonesia sama-sama. Tidak mungkin mengamuk karena keluhannya sudah kita kasih, sumber alamnya dibagi, pasti aman," pungkasnya.