Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peretasan Sony, Kim Jong un & Obama

Presiden AS Barack Obama tidak menganggap serangan cyber pada Sony Corp menjadi suatu tindakan perang.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un./Reuters
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un./Reuters

Bisnis.com, WASHINGTON - Presiden AS Barack Obama tidak menganggap serangan cyber pada Sony Corp menjadi suatu tindakan perang.

Hal itu disampaikan Obama dalam sebuah wawancara, komentar yang tampaknya ditujukan untuk membatasi kemarahan AS atas insiden yang membuat Washington terhadap Korea Utara .

Obama dan para penasihatnya menimbang bagaimana merespons dalam bentuk dengan serangan, yang mendorong studio Hollywood, yang dimiliki oleh perusahaan Jepang untuk menarik komedi, "The Interview," siap untuk rilis ke bioskop selama musim liburan.

"Tidak, saya tidak berpikir itu adalah tindakan perang. Saya pikir itu adalah tindakan cyber vandalisme yang sangat mahal, sangat mahal. Kami menganggapnya sangat serius. Kami akan merespons secara proporsional," kata Obama kepada CNN

Korea Utara telah membantah bertanggung jawab atas serangan terhadap Sony. Film ini menggambarkan pembunuhan fiksi pemimpin Korea Utara Kim Jong-un.

Obama juga mengatakan pemerintahnya sedang mempertimbangkan menempatkan kembali Korea Utara dalam daftar negara yang mensponsori terorisme. Itu dihapus dari daftar enam tahun yang lalu.

Obama mengatakan dalam konferensi pers di Gedung Putih pada hari Jumat bahwa ia percaya Sony melakukan kesalahan dengan menarik film dalam menanggapi hack jaringan komputer tersebut.

CEO Sony Michael Lynton mengatakan dalam menanggapi bahwa Sony tidak punya pilihan selain untuk membatalkan rilis film itu, karena sebagian besar teater menolak untuk memutar film itu.

Dalam wawancara CNN, Obama mengatakan ia bersimpati kepada pertimbangan bisnis Sony tetapi menyatakan argumennya bahwa perusahaan hiburan telah membuat kesalahan.

"Apakah mereka berbicara kepada saya secara langsung tentang keputusan ini, saya mungkin akan memanggil bioskop dan distributor dan meminta mereka menjelaskan apa yang terjadi," katanya.

Obama mengatakan hal yang penting yaitu prinsip kebebasan berbicara yang dipertaruhkan.

"Jika kita menetapkan preseden di mana seorang diktator di negara lain dapat mengganggu, melalui dunia maya, Anda tahu, rantai distribusi perusahaan atau produk dan, sebagai akibatnya, kita mulai menyensor diri kita sendiri, itu masalah," katanya.

Dia meminta Kongres AS untuk mengeluarkan undang-undang keamanan cyber.

"Kita harus bekerja dengan sektor swasta dan sektor swasta harus bekerja sama untuk mengeraskan situs mereka. Tapi sementara itu, ketika ada pelanggaran, kita harus pergi setelah berbuat jahat. Kita tidak bisa mulai mengubah cara kita beroperasi, "katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sepudin Zuhri
Editor : Sepudin Zuhri
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper