Pidato Perdana Jokowi
Lain halnya Prabowo yang lebih memfokuskan pada peningkatan perekonomian rakyat melalui program-program populisnya, Pidato Kenegaraan perdana Joko Widodo (Jokowi) pada 16 Agustus 2015 lebih menyoroti fokus pemerintah pada pembangunan infrastruktur.
Jokowi menitikberatkan pembangunan infrastruktur guna menciptakan peluang ekonomi baru dan juga meratakan perekonomian di daerah.
Kata infrastruktur paling banyak diulang pada pidato pertamanya sejak dilantik pada 20 Oktober 2014. Jokowi menegaskan, program pembangunan infrastruktur sejalan dengan program pembangunan pemerintah yang diberi nama Nawacita.
"Sejalan dengan nafas Nawacita, Pemerintah saat ini terus mempercepat pembangunan infrastruktur. Kita bangun jalan tol yang tidak lama lagi akan menyambungkan Pulau Jawa, bahkan dalam beberapa tahun ke depan, akan terbentang di Pulau Sumatera. Kita bangun pula jalur kereta api di Sulawesi dan segera di Kalimantan dan Papua; kita bangun lebih banyak waduk; dan pelabuhan-pelabuhan untuk mendukung tol laut dengan tambahan banyak galangan kapal," kata Jokowi.
Jokowi menyatakan untuk mendorong pembangunan infrastruktur, pemerintahannya menggeser alokasi subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Dia memaparkan, pada 2014, sekitar Rp240 triliun subsidi BBM hanya dibakar di jalan-jalan, hanya dibakar-bakar dan dinikmati oleh jutaan mobil pribadi; bukan dinikmati oleh masyarakat yang tinggal di gunung-gunung, di pesisir-pesisir, di pulau-pulau terpencil, atau mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Baca Juga
Padahal, kata Jokowi, banyak infrastruktur dan fasilitas publik yang dapat dibangun pemerintah untuk dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat. Banyak program bantuan sosial untuk kelompok masyarakat miskin yang dapat diberikan pemerintah untuk membantu mereka keluar dari belenggu kemiskinan.
Dia menambahkan, banyak program perlindungan sosial yang dapat dijalankan secara berkelanjutan untuk seluruh masyarakat dan pekerja. Juga banyak usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang bisa digerakkan.
"Semua itu bisa kita lakukan dengan pengalihan subsidi BBM dan subsidi-subsidi lainnya yang saat ini tidak tepat sasaran," pungkasnya.