Bisnis.com, JAKARTA — Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan tengah membahas pembentukan dana investasi untuk mendanai proyek-proyek di AS sebagai bagian dari kesepakatan dagang.
Menurut sumber yang mengetahui pembicaraan tersebut dikutip dari Bloomberg, Kamis (24/7/2025), dana investasi tersebut serupa dengan perjanjian yang dicapai Jepang dengan Presiden Donald Trump.
Ruang lingkup pembahasan belum sepenuhnya jelas, tetapi AS disebut mengincar komitmen investasi dengan total ratusan miliar dolar AS. Negosiasi masih berlangsung dinamis dan sensitif, kata sumber yang enggan disebutkan namanya karena tidak berwenang membahas proses negosiasi secara terbuka.
Dalam kesepakatan dengan Jepang, negara tersebut sepakat memberikan dukungan terhadap dana senilai US$550 miliar sebagai imbal balik atas pemangkasan tarif impor dari 25% menjadi 15%. Diskon tarif tersebut juga mencakup sektor otomotif, yang menjadi andalan ekspor Negeri Sakura.
Pembicaraan dengan Korea Selatan juga mengarah pada target penurunan tarif menjadi 15%, termasuk untuk produk otomotif, menurut salah satu sumber. Kesepakatan tersebut berpotensi mencakup komitmen Korsel untuk membeli lebih banyak produk AS di sektor-sektor strategis, mencerminkan pola kesepakatan Jepang yang mencakup pembelian pesawat Boeing dan produk pertanian.
Gedung Putih dan Kementerian Perdagangan Korea Selatan menolak memberikan komentar atas laporan tersebut.
Baca Juga
Salah satu sumber menyebutkan delegasi perdagangan Korea Selatan tengah berada di Washington pekan ini untuk melanjutkan pembahasan. Trump sebelumnya mengancam akan memberlakukan tarif umum sebesar 25% mulai 1 Agustus, di luar tarif yang telah berlaku untuk kendaraan, suku cadang, dan baja—kebijakan yang memperkeruh hubungan dagang Seoul-Washington.
Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick disebut mengusulkan nilai komitmen investasi sebesar US$400 miliar dalam diskusi dengan Korsel, angka yang sebelumnya juga diajukan dalam negosiasi dengan Jepang sebelum Trump menaikkan nilainya menjadi US$550 miliar.
Namun, kapasitas ekonomi Jepang yang lebih dari dua kali lipat ukuran ekonomi Korea Selatan membuat pencapaian komitmen senilai sama menjadi tantangan tersendiri bagi Seoul.
Beberapa perusahaan Korea Selatan sebenarnya telah menyatakan komitmen investasi besar di AS. Pada Maret lalu, Chairman Hyundai Motor Co. mengunjungi Gedung Putih untuk mengumumkan rencana investasi senilai US$21 miliar, termasuk perluasan produksi mobil di Georgia dan pembangunan pabrik baja baru di Louisiana.
Kesepakatan dagang antara AS dan Jepang berpotensi menciptakan keunggulan kompetitif bagi industri otomotif Jepang apabila Korea Selatan gagal mendapatkan perlakuan serupa.