Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Arrmanatha Nasir menyebut negara-negara BRICS, termasuk Indonesia, tidak membicarakan soal ancaman penambahan 10% tarif impor yang disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Untuk diketahui, sebelumnya Trump menyampaikan ancaman untuk menambah tarif impor 10% dari yang sudah diumumkan sebelumnya terhadap negara-negara yang dianggap sejalan dengan kebijakan anti-Amerika dari BRICS. Hal it disampaikan Trump berbarengan dengan KTT BRICS yang digelar Minggu (6/7/2025) dan Senin (7/7/2025) di Rio de Janeiro, Brasil.
Arrmanatha menyebut, KTT BRICS yang juga dihadiri Presiden Prabowo Subianto secara perdana itu tidak membicarakan soal ancaman tarif tambahan tersebut.
"Tidak jadi pembahasan, karena isu seperti itu kan kita tidak bisa mengontrol apa yang disampaikan oleh presiden Amerika atau kepala negara lainnya. Itu yang perlu ditekankan, bahwa banyak di luar hal-hal yang sebenarnya tidak sesuai hal-hal yang dibahas di dalam BRICS," terangnya kepada wartawan di Rio de Janeiro, dikutip Selasa (8/72025).
Menurut diplomat senior itu, isu-isu yang dibicarakan selama KTT BRICS adalah lingkungan hidup, kesehatan, msituasi global, multilateralisme, serta penguatan multilateralisme.
Di sisi lain, menurut Arrmanatha, tidak ada upaya untuk melawan AS selama pembicaraan antara negara-negara BRICS. Dia menyebut blok itu bertujuan untuk mempersatukan negara-negara berkembang.
Baca Juga
"Jadi tidak ada langkah-langkah untuk melawan suatu negara, suatu kelompok negara," terangnya.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan bakal memberlakukan tarif tambahan sebesar 10% terhadap negara mana pun yang dianggap sejalan dengan kebijakan anti-Amerika yang diusung BRICS.
“Negara mana pun yang berpihak pada kebijakan anti-Amerika dari BRICS akan dikenakan tarif tambahan sebesar 10%. Tidak akan ada pengecualian terhadap kebijakan ini,” tulis Trump dalam unggahannya di platform Truth Social dikutip dari Bloomberg pada Senin (7/7/2025).
Sebelumnya, Trump juga sempat mengancam akan mengenakan tarif hingga 100% terhadap BRICS jika negara-negara anggota meninggalkan penggunaan dolar AS dalam perdagangan bilateral.
Indonesia, menjadi salah satu negara yang mendapatkan tarif impor resiprokal sebesar 32%. Pada keterangan terbaru Trump, dia tetap menerapkan tarif impor baru itu kendati seluruh upaya negosiasi dagang yang telah diajukan pemerintah Indonesia hingga saat ini.
Keputusan tersebut tertuang dalam surat tarif yang ditujukan Trump kepada Presiden Prabowo Subianto yang diunggah di akun Truth Social @realDonaldTrump, Selasa (8/7/2025). Trump juga mengunggah surat terbuka penetapan tarif ke berbagai negara.
Dalam surat tersebut, Trump menyebut pihak AS telah memutuskan untuk melanjutkan kerja sama dengan Indonesia, tetapi hanya dalam kerangka perdagangan yang lebih seimbang dan adil.
"Mulai Agustus 2025, AS akan memberlakukan tarif sebesar 32% terhadap seluruh produk Indonesia yang masuk ke pasar AS, terpisah dari tarif sektoral lainnya. Produk yang dialihkan (transshipped) untuk menghindari tarif yang lebih tinggi akan tetap dikenakan tarif sesuai dengan kategori tertingginya," demikian kutipan surat tersebut.