Bisnis.com, JAKARTA — Militer Israel melancarkan serangan ke fasilitas nuklir Iran di Isfahan. Kejadian ini turut dikonfirmasi oleh Badan Energi Atom Internasional atau International Atomic Energy Agency (IAEA).
untuk diketahui, konflik antara Iran dan Israel semakin memanas sejak 13 Juni 2025. Kedua negara hingga saat ini saling melancarkan serangan.
Melansir Aljazeera, Sabtu (21/6/2025), Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi mengatakan bahwa fasilitas produksi sentrifus di kota Iran tengah telah diserang, menjadikannya fasilitas terkait nuklir ketiga yang menjadi sasaran serangan Israel sejak 13 Juni.
"Kami tahu betul fasilitas ini, serangan terhadapnya tidak akan menimbulkan konsekuensi radiologis," kata Grossi dalam sebuah pernyataan yang diunggah oleh IAEA.
Melansir laman resmi IAEA, Badan Internasional ini telah memantau dengan saksama situasi di lokasi nuklir Iran sejak Israel memulai serangannya pada 13 Juni. IAEA memberikan informasi secara berkala tentang serangan militer terhadap fasilitas di Arak, Esfahan, Karaj, Natanz, dan Teheran.
Grossi mengatakan kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bahwa serangan terhadap lokasi nuklir di Iran telah menyebabkan penurunan tajam dalam keselamatan dan keamanan nuklir di negara tersebut.
Baca Juga
"Meskipun sejauh ini serangan tersebut belum menyebabkan pelepasan radiologi yang memengaruhi masyarakat, ada [risiko] bahaya ini dapat terjadi," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Iran mengatakan pada Jumat (20/6/2025) bahwa pihaknya tidak akan membahas masa depan program nuklirnya selama diserang oleh rudal-rudal Israel.
Sementara itu, Eropa berusaha meyakinkan Teheran untuk kembali ke meja perundingan dan Amerika Serikat mempertimbangkan apakah akan terlibat dalam konflik tersebut.
Melansir Reuters, Sabut (21/6/2025), setelah seminggu kampanye militernya, Israel mengatakan telah menyerang puluhan target militer, termasuk situs produksi rudal, badan penelitian yang diklaim terlibat dalam pengembangan senjata nuklir di Tehran, dan fasilitas militer di barat dan tengah Iran.
Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi mengatakan tidak ada ruang untuk negosiasi dengan AS “sampai agresi Israel berhenti”. Namun, dia kemudian tiba di Jenewa untuk pembicaraan dengan menteri luar negeri Eropa, di mana Eropa berharap dapat menetapkan jalur kembali ke diplomasi.