Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Yang Muda, Yang Berhaji

Simak cerita jemaah calon haji termuda asal Indonesia, berangkat ke Tanah Suci di usia belasan tahun.
(kiri ke kanan) Aep Ahmad Sayuti bersama dua putrinya Nasywa Raudhatul Azka dan Alya Laily Afifah, serta istrinya Neng Nurjannah berfoto bersama di Madinah, Senin (19/5/2025). Nasywa (21) dan adiknya Alya (19) menjadi dua di antara jemaah calon haji termuda dari Indonesia tahun ini. /Media Center Haji
(kiri ke kanan) Aep Ahmad Sayuti bersama dua putrinya Nasywa Raudhatul Azka dan Alya Laily Afifah, serta istrinya Neng Nurjannah berfoto bersama di Madinah, Senin (19/5/2025). Nasywa (21) dan adiknya Alya (19) menjadi dua di antara jemaah calon haji termuda dari Indonesia tahun ini. /Media Center Haji

Bisnis.com, JEDDAH - Kesempatan untuk berhaji di usia muda tidak datang kepada semua orang. Puluhan ribu jemaah harus berangkat ke Tanah Suci di usia yang sudah senja dengan banyak keterbatasan fisik menyertai, kerap kali setelah menunggu dan menabung selama belasan tahun. 

Kesempatan langka itu datang kepada Zahrotun Ulin Nasroh (18) serta Alya Laily Afifah (19) dan kakaknya Nasywa Raudhatul Azka (21). 

Zahrotun Ulin Nasroh, atau biasa disapa Lina, asal Pati, Jawa Tengah, menggantikan porsi haji ayahnya yang meninggal dunia pada 2020. Dia berangkat bersama ibunya, Husnul Khotimah (46), yang mendaftar haji bersama suaminya pada 2012. 

"Bapak kan ada sakit gagal ginjal, sudah kepikiran enggak bisa berangkat haji, terus bapak bilang kalau [saya] menggantikan haji," ucap Lina kepada tim Media Center Haji di Makkah, Arab Saudi, Rabu (21/5/2025).

Awalnya, Lina mengaku sempat kaget saat ayahnya meminta dirinya menggantikan untuk berangkat haji. Artinya, dia harus kehilangan sosok ayah untuk dapat pergi ke Tanah Suci. 

Dia mengatakan ayahnya mengidap sakit selama 6 tahun, sebelum kondisinya memburuk dan meninggal dunia pada 2020. Usai wafatnya sang ayah dengan meninggalkan wasiat tersebut, Lina membulatkan tekad untuk berangkat ke Tanah Suci tahun ini bersama ibunya. 

"Yang nungguin [untuk berangkat] haji kan bapak, yang berangkat saya, karena bapak sudah ngasih kepercayaan itu kepada saya," ujar Lina.

Lina kini tengah bersiap untuk masuk perguruan tinggi. Usai meraih gelar sarjana kelak, dia bercita-cita menjadi polisi wanita (Polwan). Hal itu pulalah yang menjadi wasiat ayahnya, agar putrinya menjadi petugas yang jujur dan amanah. Lina membawa harapan dan asa itu sampai ke depan Ka'bah. 

"Doa di Ka'bah, dua kali," ujarnya. 

Berhaji sekeluarga

Lain ladang, lain belalang. Lain pula kisah keberangkatan haji kakak beradik Alya Laily Afifah dan Nasywa Raudhatul Azka. Alya dan Nasywa berangkat bersama kedua orang tuanya, Aep Ahmad Sayuti dan Neng Nurjannah. Keluarga cemara itu tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 7 Embarkasi Kertajati (KJT-7). 

Kesempatan Alya dan Nasywa untuk berhaji di usia belia adalah buah dari doa dan harapan ayahnya sejak 2000.  Aep bercerita, sudah sejak lebih dari dua dekade silam, dia menyimpan harapan bahwa anak-anaknya bisa berhaji sebelum menikah. 

"Karena ibadah haji itu ibadah fisik, lebih baik dilakukan saat masih muda dan kuat,” ungkapnya saat ditemui di Makkah.

Keinginan itu bukan tanpa rintangan. Aep sempat dinyatakan bisa berangkat haji lebih dulu pada 2022 bersama istrinya, tetapi pandemi Covid-19 membuat jadwalnya tertunda.

Dia kemudian menyusun strategi agar anak-anaknya bisa ikut serta pada tahun keberangkatannya. Meski sempat hampir gagal karena masalah usia administrasi, Alya yang tahun lalu baru berusia 18 tahun, bisa masuk dalam daftar keberangkatan 2024.

“Itu karunia dari Allah yang tak bisa saya ukur. Rasanya luar biasa bisa berhaji berempat,” kata Aep berkaca-kaca.

Sementara itu bagi Alya, berhaji bersama orang tua juga menjadi pengalaman yang tak terlupakan. Meski mengaku senang bisa berhaji bersama orang-orang terkasih, tetapi dia masih harus meninggalkan adik-adiknya di Tanah Air. 

“Sedihnya karena adik-adik belum semua ikut,” ujar Alya. 

Terkait bimbingan ibadah, dia mengaku banyak belajar langsung oleh orang tuanya sebelum berangkat, termasuk menghafal doa-doa, tata cara tawaf, dan makna ibadah yang dijalankan.

“Orang tua saya selalu ingatkan kalau ke sini itu bukan cuma jalan-jalan, tetapi harus serius untuk ibadah,” katanya.

Sepulang dari Tanah Suci nanti, Alya berharap bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan menjadi panutan untuk adik-adiknya.

Tak berhenti di situ, Aep mengaku sudah menyiapkan rencana untuk memberangkatkan adik-adik Alya yang masih mondok di pesantren, termasuk satu anak yang saat ini masih duduk di kelas 4 SD.

“Kalau ada rezeki, saya ingin terus dampingi mereka ke sini. Biar mereka belajar langsung. Karena haji ini juga proses pendidikan ruhani dan kedewasaan,” tegasnya.

Menurut data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) hingga Rabu (21/5/2025) pukul 11:15 Waktu Arab Saudi (WAS), telah tiba di Tanah Suci sebanyak 132.806 jemaah calon haji asal Indonesia. Jumlah itu mencakup 64,95% dari total rencana kedatangan haji reguler sebesar 203.320. 

Dari jumlah tersebut, 101.517 jemaah calon haji telah tiba di Makkah, terdiri atas 76.491 dari Madinah dan 25.026 dari Jeddah. Sebanyak 8.571 jemaah calon haji lainnya sedang dalam perjalanan ke Makkah. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Editor : Reni Lestari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper