Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul memastikan pihaknya akan mendengarkan semua masukan berkenaan rencana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Presiden ke-2, Soeharto.
Gus Ipul menilai wajar jika ada pihak yang mengusulkan pemberian gelar pahlawan dan wajar juga bila ada yang mengkritiknya. Hal ini menurutnya merupakan suatu proses yang ada setiap tahunnya.
“Kita mendengarkan. Kita mempelajari. Tindak lanjutnya nanti dibahas di tim gelar pahlawan. Yang InsyaAllah nanti akan bekerja dengan bersama, memperhatikan semua aspek. Itu aja, intinya di situ. Nanti tunggu aja,” tuturnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (20/5/2025) malam.
Gus Ipul menepis pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto berkaitan dengan rencana pemerintah untuk menulis ulang sejarah Indonesia.
“Ya enggak ada. Kalau Pak Harto kan diusulkan [jadi pahlawan nasional] udah beberapa kali ya, 2010, 2015 gitu. Tahun ini diusulkan kembali. Jadi sudah berulang-ulang diusulkan lah ya,” jelasnya.
Dengan demikian, karena Soeharto berkali-kali masuk dalam usulan mendapat gelar pahlawan nasional, Gus Ipul memastikan usulan-usulan pada tahun lalu akan dipertimbangkan kembali.
Baca Juga
“Tentu dipertimbangkan lagi, usulan-usulan sebelumnya dipertimbangkan lagi. Nah tentu kita akan coba pelajari, kita objektif, dan kita mendengarkan aspirasi dari masyarakat,” pungkasnya.
Sebelumnya, diketahui Gus Ipul menerima perwakilan pengunjuk rasa yang menolak pemberian gelar pahlawan nasional terhadap Soeharto di kantor Kemensos, pada Kamis (15/5/2025).
Adapun, berdasarkan catatan Bisnis, Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Kementerian Sosial Mira Riyati Kurniasih dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Selasa (18/3), mengungkapkan sudah ada 10 nama yang masuk dalam daftar usulan calon Pahlawan Nasional 2025.
Beberapa tokoh yang kembali diusulkan, antara lain Abdurrahman Wahid (Jawa Timur), Soeharto (Jawa Tengah), Bisri Sansuri (Jawa Timur), Idrus bin Salim Al-Jufri (Sulawesi Tengah), Teuku Abdul Hamid Azwar (Aceh), dan Abbas Abdul Jamil (Jawa Barat).
Sementara itu, empat nama baru yang diusulkan tahun ini, yaitu Anak Agung Gede Anom Mudita (Bali), Deman Tende (Sulawesi Barat), Midian Sirait (Sumatera Utara), dan Yusuf Hasim (Jawa Timur).