Bisnis.com, JAKARTA — Maskapai Eropa Ryanair mempertimbangkan pembatalan pesanan pesawat dari produsen AS, Boeing, jika tarif yang ditetapkan Presiden AS Donald Trump mempengaruhi harga pesawat.
Mengutip Reuters, CEO Ryanair Michael O'Leary mengatakan pihaknya mempertimbangkan untuk membatalkan pesanan pesawat yang sedang dalam proses dengan Boeing jika tarif dari pemerintah Amerika Serikat berdampak signifikan terhadap harga. Perusahaan juga akan melihat kemungkinan beralih ke pemasok lain.
"Jika pemerintah AS melanjutkan rencana yang kurang bijak untuk memberlakukan tarif, dan jika tarif tersebut berdampak material terhadap harga ekspor pesawat Boeing ke Eropa, maka kami tentu akan meninjau kembali pesanan Boeing kami saat ini dan kemungkinan untuk memesan dari tempat lain," kata O'Leary, dikutip Kamis (1/5/2025).
Maskapai terbesar di Eropa berdasarkan jumlah penumpang ini dijadwalkan menerima 29 unit terakhir dari total pesanan 210 pesawat Boeing 737 MAX pada Maret tahun depan. Selain itu, Ryanair juga memiliki 150 pesanan untuk varian MAX 10 yang merupakan model terbesar dari keluarga 737 dan opsi pembelian untuk 150 pesawat tambahan. Pesawat-pesawat ini dijadwalkan akan melakukan pengiriman perdana mulai 2027.
Boeing belum memberikan komentar atas pernyataan tersebut. O’Leary juga menanggapi peringatan dari anggota DPR AS Raja Krishnamoorthi agar tidak membeli pesawat buatan China karena alasan keamanan. Dia mengatakan Ryanair belum pernah berdiskusi dengan COMAC sejak 2011, namun membuka kemungkinan jika harganya 10–20% lebih murah dari Airbus.
Saat ini, Airbus yang merupakan satu-satunya pesaing utama Boeing di pasar pesawat lorong tunggal berbadan besar yang telah disertifikasi di Eropa menyatakan seluruh slot produksinya telah terjual hingga akhir dekade ini.
Baca Juga
Di sisi lain, COMAC belum memproduksi pesawat sekelas MAX 10. Jet andalan mereka, C919, berkapasitas sekitar 150–190 kursi, lebih kecil dibandingkan MAX 10 yang dapat menampung hingga 230 penumpang.
Ryanair selama ini mendapat harga terbaik dari Boeing. Namun, maskapai ini kecewa karena pertumbuhan armadanya kerap terganggu oleh berbagai masalah yang melibatkan seri MAX. Meski demikian, O’Leary mengakui bahwa kualitas pengiriman dari Boeing membaik secara signifikan dalam satu tahun terakhir.